Lihat ke Halaman Asli

Bakulgabah

Syafiq ALwan

Kondisi Wisata Magelang di Era Pandemi Covid-19

Diperbarui: 18 Januari 2022   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pada masa pandemic Covid-19, kondisi pariwisata di Indonesia khususnya di Kabupaten Magelng mengalami penurunan yang sangat drastis. Seperti yang kita ketahui, Kabupaten Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai salah satu wisata dari tujuh keajaiban yang ada di dunia yaitu Candi Borobudur. Dikutip dari Tempo.co,Magelang, pada tahun 2019, jumlah pengunjung di Candi Borobudur mencapai 4,39 juta orang, sedangkan pada tahun 2020 setelah pandemic Covid-19 menyerang, jumlah pengunjung di Candi Borobudur hanya sekitar 996 ribu orang.

             Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap perekonomian Negara dari sector pariwisata. Para penduduk lokal yang bermatapenceharian di sekitar wilayah Borobudur pun ikut terkena imbasnya. Para pedagang yang biasanya ramai di datangi pengunjung harus menerima dagangannya sepi dan mengalami penurunan pendapatan.

             General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana di Magelang, jumat, 1 Desember 2020 mengatakan bahwa Taman Wisata Candi Borobudur sempat ditutup sekitar empat bulan. Pada awal dibuka kembali 25 Juni 2020 secara perlahan ada kenaikan kuota yang diberikan dan sampai sekarang kuota yang diberikan sebanyak 4.000 pengunjung per hari.

             Ia berharap aka nada kenaikan jumlah pengunjung di Cani Borobudur di tahun 2021 dan 2022 ini seiring dengan masyarakat diberikan vaksin Covid-19.

             Beberapa tempat wisata di Kabupaten Magelang selain Candi Borobudur seperti Silancur Highland, Air Terjun Kedung Kayang, Punthuk Setumbu, dan Gereja Ayam juga sempat mengalami penutupan sementara akibat pandemic Covid-19. Akibatnya setelah tempat-tempat wisata tersebut dibuka, sempat terjadi lonjakan pengunjung dikarenakan masyarkat yang ingin berwisata setelah sekian lama harus menjalani PPKM di rumah masing-masing.

             Pihak pariwisata pun membatasi jumlah pengunjung yang datang ke tempat-tempat wisata tersebut pada setiap harinya. Jam kunjungan wisata pun juga turut dibatasi oleh pihak penyelenggara pariwisata. Pihak pengelola destinasi wisata juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat kepada para pengunjung. Hal tersebut dilakukan guna upaya menekan penyebaran virus Covid-19 yang ada di wilayah tersebut walaupun masyarakat tetap bisa berwisata.

             Diharapkan masyarakat dapat mematuhi protokol kesehatan tersebut agar dapat ikut andil untuk menjaga ketertiban dan kesehatan bersama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline