Lihat ke Halaman Asli

Soft Power Diplomacy Tiongkok dalam Kebijakan Utang Luar Negeri Indonesia

Diperbarui: 25 Januari 2020   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia, sejak kemerdekaan, memiliki prioritas utama dalam pengelolaan dan pengalokasian utang dalam perekonomian. Kesulitan keuangan yang dihadapi pasca kemerdekaan membuat Presiden Soekarno untuk memfokuskan utang untuk menopang defisit anggaran negara dalam pembangunan. Utang kemudian melonjak pada era Presiden Soeharto yang sangat gencar melakukan pembangunan fisik secara periodik (Repelita). Kemudian pada masa Presiden Habibie, utang terus meningkat, tidak lain untuk meneruskan progress pembangunan pasca lengsernya Presiden Soehato. Kemudian mulai menurun pada era Presiden Megawati, hingga kini masa Presiden Joko Widodo yang alokasi utang lebih difokuskan pada pembangunan infrastrutkur. Tabel di bawah ini menunjukkan rasio utang Indonesia terhadap PDB dari masa Presiden Soeharto hingga Presiden Joko Widodo.

Presiden

PDB

Utang

Rasio Utang

Soeharto

955,63

551,4

57,7%

Habibie

1.099,297

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline