Subuh dalam sunyi
Air perlahan dari langit
Subuh dalam kerinduan
Hanya suara rintik menjadi penyejuk rasaku
Subuh dalam kenangan
Hanya suara azan menjadi teman setia
Tapi
Air dari langit juga akan pergi meninggalkanku
Bagi hujan, bumi hanya persinggahan sebelum kemarau datang
Bagi hujan, aku hanyalah pasir di pantai setiap saat akan hilang ditelan ombak
Hujan hanya datang memenuhi kewajiban rutinnya
Tidak lebih
Maka tinggallah kenangan bersamaku
Kenangan bagai ombak bergulung pelan perlahan
Cinta terpelihara tidak karena menerima sesuatu yang sempurna
Cinta tergenggam karena kemampuan menerima kekurangan secara sempurna
Kami saling mencintai dan menyayangi
Rupanya takdir tidak bersahabat
Suara azan membuatku kuat menerimanya
Alfatihah untukmu di subuh hari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H