Lihat ke Halaman Asli

Benz_Hermawan

Tukang Jait

Ketika Kabar Duka dan Raungan Sirine Mewarnai Linimasa

Diperbarui: 15 Juli 2021   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumen Kawan Dinsos Surabaya

Ambulans hilir mudik. Suara sirine bertalu talu menghiasi suasa pandemi di Kota ku. Kabarnya sih kali ini lebih berat, datang nya virus Covid-19 varian baru menjadi penyebab.


Seruan kedepankan protokol kesehatan menghiasi lini masa. Tidak hanya memakai masker Doble, jaga jarak hingga larangan berkerumun menjadi imbauan.

Entah ini cobaan atau bentuk ujian, nyatanya banyak IGD Rumah Sakit tutup untuk sementara Karena membludaknya pasien. Belum lagi tenaga kesehatan yang ikut terpapar menjadikan negeri ini seakan penuh ketidak pastian.

Pandemi di negara ku sudah berjalan 1 tahun lebih. Tanda-tanda berhenti juga belum terlihat menjadi pembukti. Ada anggapan ini rekayasa atau permainan kelas elite. Kembali lagi nyatanya banyak tenaga kesehatan berguguguran. Teman, kolega, pejabat hingga rakyat biasa juga tidak luput terpapar virus Corona ada juga yang dinyatakan meninggal karena berjuang untuk penyakitnya.

Seorang teman berkata, sudah keempat kalinya, raungan sirine ambulans melintas di pemukaman rumahnya dengan sopir dan petugas lengkap dengan APD.

Fenomena ini menjadi miris bahkan menyesakkan. Tapi kembali lagi itu cara Tuhan menjemput umatnya.

Kita tidak harus menyalahkan siapa benar siapa salah. Covid-19 sudah masuk negeri ini. Sekarang tinggal kita menjadi pejuang atau pecundang untuk sadar diri kedepankan Prokes.

Kita boleh sehat, kita boleh kuat, tapi harus diingat sekiling kita ada berbagai orang dengan berbagai kondisi kesehatan.

Entah ini juga aji mumpung atau keterlakuan, ada juga yang menjual obat yang dipercaya menyembuhkan Covid jauh dari pasaran. Seolah sudah jatuh tertimpa tangga orang dengan kondisi Covid-19 semakin "tercekik" dengan mahalnya obat yang membumbung tinggi.

Semua memang dilalui penuh ikhtiar, tapi janganlah memanfaatkan celah ditengah kesusahan. Mari lalui Pandemi ini dengan dimulai dari diri sendiri, karena kalau bukan kita siapa lagi yang peduli pada diri kita dan sekitar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline