Lihat ke Halaman Asli

Saya Sering Melakukan Penyuapan Tanpa Ditangkap KPK

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Kasus korupsi dan suap-menyuap di Indonesia sungguh luar biasa. Tidak ada matinya. Hampir setiap hari kita membaca atau menyaksikan berita-berita baru tentang kasus-kasus korupsi dan suap-menyuap. Tidak menghernakan kalau Indonesia sampai saat ini setelah lebih dari sepuluh tahun masa reformasi masih tergolong negeri paling korup di dunia. Pemerinatahan SBY dengan dukunagn Partai Demokrat yang telah dua kali terpilih sebagai Presiden RI yang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilu 2004 dan 2009, belum mampu memberantas korupsi. Kasus korupsi baru terungkap hampir setiap hari, baik di tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten; Kota, termasuk yang melibatkan para politikus dan pejabat Partai Demokrat yang di dalam kampanyenya selalu mengkampanyekan untuk memberantas korupsi. Tidak ada satau Kementerian atau Lembaga Non Kementerian seperti DPR dan intansi-instansi Penegak Hukum seperti Kejaksaan, Pengadilan, Kepolisian dan tidak satu Provinsi atau Kabupaten/ Kota yang bebas dari kasus korupsi dan suap-menyuap. Kasus Korupsi dan Penyuapan Yang Mengguncang Demokrat Kasus terbaru dan paling ramai dibicarakan saat ini termasuk di jejaring social seperti Facebook dan Twitter adalah kasus suap di Kementerian Negara Pemuda dan Olaharaga yang dipimpin oleh Andi Malarangeng, yang melibatkan Sekmenpora Wafid Murram, dan Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang saat ini sedang "melarikan diri" ke Singapura dengan alasanj berobat. Nazaruddin disinyalir terlibat dalam kasus suap pembangunan gedung Wisma Atlit SEA Games yang bernilai Rp.200 miliar. Kasus suap itu juga melibatkan Sekjen Menpora Wafid Murram yang saat ini sudah ditangkap dan sedang dalam proses penyidikan KPK. Diberitakan Bendahara Partai Demokrat Nazaruddin menerima "uang jasa" 15 persen dari total anggaran proyek, atau sekitar Rp. 25 miliar. Kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games menyasar pada Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Nazaruddin. Nama Nazaruddin muncul setelah KPK menangkap basah Mindo Rosalina Manulang dan Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam bersama cek senilai Rp 3,2 miliar pada 21 April lalu. Rosalina mengaku sebagai anak buah Nazaruddin di PT Anak Negeri. Dua orang lain yang ditangkap bersama Wafid, adalah pengusaha MEI (Muhammad El Idris) dan seorang wanita,Mirdo Rosalina Manulang yang diduga sebagai perantara suap. Penangkapan dilakukan di ruang kerja Wafid, lantai 3 Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat. Mereka digelandang ke gedung KPK untuk langsung menjalani pemeriksaan yang disusul dengan penahanan. Penyidik juga menyita dua mobil, yakni Honda CRV dan Toyota Alfard, serta dokumen dan cek senilai Rp 3,2 miliar. Kasus ini sangat menganggu kenyamanan Presiden SBY dan para petinggi Partai Demokrat termasuk Angelina Sondakh yang disebut-sebut ikut "kecipratan" rezeki haram di Kemenpora itu. Kaus ini masih berbuntut panjang dengan perlawanana Nasaruddin yang mengancam akan mengungkap semua keburukan dan borok Partai Demokrat. Tidak aneh kalau PD sengaja mengirim tim untuk menjemput Nazaruddin pulang ke Singapura. Disamping itu, juga beredar SMS yang mendeskrrditkan Presiden SBY dan para peringgi Partai Demoktar melalui Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan menuduh bahwa Akbar Tanjung (Golkar) lah yang mengirim SMS gelap itu. Sementara itu Partai Golkar menuduh bahwa Partai Demoktar sendidirilah yang membuat isue tersebut sebagai uasaha Demokrat untuk mengalihkan isue dari masalah-masalah yang dihadapai oleh Pemerintahan SBY yang tidak kunjung tuntas termasuk masalah Bank Century. Kasus penyuapan terbaru yang tidak ada kaitannnya dengan dunia politik adalak kasus suap Hakim Syarifuddin dari Pengadilan Niaga yang terungkap basah beberapa hari yang lalu oleh KPK dengan jumlah uang suap Rp. 250 juta dan berbagai mata uang asing yang totalnya diperkirakan senilai Rp. 3 miliar, suatu jumlah yang luar biasa bagi seorang hakim. Kasus-kasus korupsi dan suap ini termausk yang dilakukan oleh Nunun Nurbaiti kepada beberpa anggota DPR, kasus Gayus, dan lain sebaginya sungguh sangat menyakitkan hati rakyat Indonesia, yang sebgian di anatarnya masih hidup di bawah garis kemiskinan, yang untuk dapat makan yang layak saja tidak mampu. Apalagi untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Sungguh sangat menyakitkan... Kasus Penyuapan Yang Saya Lakukan Tanpa Ditangkap KPK Saya sering melakukan penyuapan, hampir setiap hari tanpa diketahui KPK atau Kepolisian dan para aparat penegak hukum lainnya. Saya melaukannnya dengan aman, padahal sering saya llakukan secara terang-terangan di hadapan tetangga secara terbuka... Penyuapan yang saya lakukan malah mendapat dukungan dari kelurga saya, terutama anak dan menantu saya. Beberapa teatngga saya pun melakukan hala yang sama. Kami malah saling memebri semangat dan berbagi penagalaman dalam suap-menyap ini. Yang lebih hebat lagi adalah, bahwa kegaiatn penyuapan ini tidak bertentanagn dengan ajaran agama manapun, tidak berdosa. Malah berpahala. Apa itu? Anda mungkin sudah dapat menebak sejak awal, atau baru sekarang dapat menebaknya? Yaaaaaaaaaaa, Tidak lain dari menyuapi cucu saya yang sedang tumbuh dan suka makan, yang baru berumur 14 bulan, yang sudah kenal enaknya makan roti atau nasi, atau apa saja yang baik untuk pertumbuhannnya selain ASI... Ha ha haaaa Itu lah salah satu kegiatan saya setelah pensiun dari pegawai negeri sipil di Kementerian Pertanian Artikel ini sekedar untuk "pengalihan isue" yang sedang hangat dibicarakan di negeri ini. Semoga bermanfaat Jangan marah ya sahabat Kompasianer semua Depok, 3 Juni malam (sambil menonton Pemilihan Miss Indonesia di RCTI) Bakaruddin Is Selamat untuk Miss Jawa Timur Astrid Elena yang terpilih menjadi Miss Indonesia 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline