Lihat ke Halaman Asli

Jika PSSI Kena Sanksi FIFA Toisuta dan Arifin Panigoro Harus Diusut

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Tak pelak lagi saat ini seluruh pencinta sepakbola dan mungkin sebagian besar bangsa Indonesia merasa sangat cemas dan khawatir PSSI akan terkena sanksi atau hukuman dari FIFA, karena sudah dua kali kongres, tapi gagal memilih Pengurus PSSI yangt baru.

Sungguh sangat menyedihkan dan menjengkelkan melihat tingkah dan perilaku kelompok yang menamakan dirinya “Kelompok 78” itu yang sering kita saksikan di layar TV.. Mereka tampak sangat arogan, brutal, kasar, dan tidak ada sopan santunnya sama sekali dihadapan para pesreta kongres, termasuk kepada wakil FIFA, Bahkan salah seorang peserta, pendukung Toisuta dan Arifin menuduh FIFA telah berbohong dan tidak fair.

Kelompok yang katanya memiliki suara mayoritas di PSSI untuk menentukan Ketua dan Sekretaris PSSI itu sungguh sungguh sangat mengehrankan dan mencurigakan sikap mereka. Kok ngotot memaksakan kehendaknya untuk mengangkat (bukan lagi memilih) Toisuta dan Arifin Panigoro untuk jadi Ketua Umun dan Sekretaris PSSI 2011-2015?. Menagapa dan ada apa?

Kalau sikap ngotot itu mereka tunjukkan di Kongres PSSI di Pekanbaru dimana masih dipimpin oleh Nurdin Halid yang pernah ditahan karena kasus korupsi, kita masih dapat menerimanya, Tapi Kongers PSSI di Jakarta di Hotel Sultan itu dimana para calon Ketua dan para pengurus PSSI adalah orang-orang yang baik dan bersih, dan ini adalah koenges yang kedua-kalinya diamana kita mengundang wakil dari FIFA, mereka masih ribut dan gagal juga?.Kita tidak bisa menerimanya.

FIFA akan mengadakan sidang tanggal 30 Mei yang akan datang. Nasib PSSI dan persebakbolaan nasional akan ditentukan dalam sidang itu. Semoga laporan Ketua Normalisasi (KN) Agum Gumelar dapat melunakkan sanksi yang akan dijatuhkan kepada PSSI. Dan kita juga berharap bahwa Wakil FIFA yang sempar dimaki-maki oelah salah seoarang peserta kongres PSSI, tidak tersunggung dan sakit hati, dan dapat memahami sikap pendukung Toisuta dan Arifin itu yang tidak mencerminkan sikap sorang Bangsa Indonesia yang selama ini terkenal santun di dunia internasioanl.

Mendapat Perhatian Pemerintah dan DPR Kebuntuan hasil Kongres PSSI ikut menyita perhatian pemerintah. Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengaku telah mengambil sejumlah langkah penyelesaian. “Pemerintah telah mengambil inisiatif untuk menghindari sanksi FIFA,” ujar Andi, Rabu, 25 Mei 2011. Andi menjelaskan, upaya penyelesaian dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan FIFA ataupun melalui jalur diplomatik lewat lobi Kedutaan Besar Indonesia yang berada di Swiss. Ia bahkan mengaku telah berusaha berkomunikasi dengan Presiden FIFA baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, keinginan tersebut hingga kini belum ditanggapi. Andi mengatakan, persoalan itu hendaknya dilihat FIFA secara utuh dan tidak semata berhenti pada penyelenggaraaan kongres semata. Persoalan itu muncul karena persoalan lama yang yang mengakibatkan proses reformasi PSSI tidak bisa berjalan normal dalam waktu singkat. ”Perlu ada kondisi yang kondusif,” ujarnya. Guna menghindari sanksi FIFA, Andi mengaku telah berkomunikasi dengan Agum Gumelar dan dua kandidat ketua umum PSSI, George Toisutta dan Arifin Panigoro. Komunikasi itu dilakukan agar seluruh peserta kongres dapat menggelar kongres dadakan sebelum tanggal 30 Mei ini. “Sudah ada titik terang, meski tidak selesai dalam sekali pertemuan,” ujarnya.

Presiden Harus Turun Tangan

Selama ini kita tidak atau hampir tidak pernah mendengar peranyataan atau komentar langsung dari Toisuta dan Arifin Panigoro tentang sikap mereka terhadap kemungikan sanksi dariu FIFA terhadap sepakbola Indonesia.

Bahwa jika sanksi FIFA itu dijatuhkan kepada PSSI bisa dipastikan timnas sepak bola Indonesia tidak bisa tampil pada pertandingan internasional termasuk pada SEA Games yang akan digelar di Tanah Air akhir tahun nanti.

Indonesia bukan saja tidak boleh menyelenggarakan atau ikut dalam semua pertandingan sepakbola internasional. Semua pemain asing yang ada di Indonesia tidak boleh lagi bermain di klub-klub Indonesia.

Akibat lebih lanjut, industri sepak bola nasional akan mati, padahal sudah terbukti bahwa para pemain sepakbola nasional sudah dapat mengandalkan hidupnya sebagai pemain sepakbola professional di Indonesia.

Dan sepakbola terbukti dapat menjadi pemersatu bangsa, apalagi bila kesebelasan Nasioanl PSSI sedang tampil di event-event bergengsi seperti SEA Games, Asian Games dan lain-lain yang membela nama Negara dan Bangsa Indonesia.

Untuk itu Presiden SBY harus “ikut campur”, dalam arti harus memanggil Toisuta dan Arifin Panigoro agar mundur dari calon Keta PSSI sehingga para pendukaungnya tidak ada alasan lagi untuk ngotot memaksakan kehendak untuk memilih mereka. Ini bukan intervensi terhadap aturan FIFA, tetapi jsutru mendukung aturan FIFA, yang telah melarang kedua orang itu untuk menjadi Ketua PSSI.

Semoga usaha Pemerintah ini berhasil sehingga sanksi FIFA dapat dihindarkan, atau setidak-tidaknya Indonesia mendapat sanksi yang ringan sehingga masih boleh tampil di SEA Games di Palembang dalam beberapa bulan ke depan.

Kalau tidak, kita semua terutama para pencinta sepakbola dan para pemain sepakbola harus bersiap-siap untuk menagis.

Dan Toisuta dan Arifin Panigoro harus dituntut dan diusut pertanggung-jawabannnya terhadap matinya sepak bola di Indonesia.

Semoga hal ini tidak terjadi. Amin

Depok 27 Mei 2011

Bakaruddin Is

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline