Lihat ke Halaman Asli

Silaturahim Polri TNI dan Masyarakat (Part 2)

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12984316412025282766

[caption id="attachment_90830" align="aligncenter" width="450" caption="Sebagain jamaah tabligh siap mengikuti "][/caption]

B

agian pertatam telah dipublished, yang memuat tauziaha dari Ka Divisi Humas Mabes Polri Irjenpol Drs Anton Bahrul Alam, yang initinya betapa pentingnya Muslim menjaga shalatnya secara berjamaah, di awal waktu di mesjid atau mushalla. Pada Bgian Ke-dua ini, penulis akan melaporkan secara singkat tauziah dari wakil dari ketiga Angkatan dalam yubuh TNI, yaitu AD, AL dan AU. Berikut adalah ringkasan tauziah dari wakil masing-masing Angkatan.

I. Jend Jusuf dari Angkatan Darat

Setelah mengucapkan puji dan syukur kepada Allah atas segala nikmatnya, dan menyampaikan salam dan slawat kepada Nabi Muhmmad SAW beserta kelurag dan sahabat-sahabatnya. Pak Jusuy lebih banyak bercerita tentang pengalaman beliau mengikuti kegiatan Jamaah Tabligh, yaitu Khuruj Fi Sabilillah atau keluar (dari) rumah di jalan Allah, untuk berdakwah dan bertabligh. "Ustadz) Jusuf mendukung apa yang disampikan oleh Irjenpol Anton Bahrul Alam yang telah melakuka ntuaziah sebelumnya, yaitu pentingnya menjaha shalat di mesjid secara berjamaah di awal waktu. Malah beliu menambahkan alasan lain mengapa dia selalu shalat di mesjid karena dia takut rumahnya dibakar.

Namun sesungguhnya maksud Nabi bukan mau membakar rumah orang-orang Islam yang tidak shalat berjamaah di mesjid, tetapi saking sayangnya Rasulullah kepada umatnya akn siksaan Allah bagi mereka yang tidak shalat di mesjid. Lengkapnya terjemhan hadist Nabi tersebut adalah: " "Demi Allah , Sungguh aku telah berniat akan menyuruh mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku menyuruh mendirikan shalat, lalu dikumandangkan Adzannya. Setelah itu aku menyuruh seseorang untuk mengimami jama'ah. Sementara itu aku menyelinap menuju orang-orang yang tidak suka pergi shalat berjamaah, kemudian aku bakar rumah beserta mereka didalamnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Pak Jusuf yang menjabat suatau jabatan cukup penting di SESKOAD itu menyampaikan bahwa dengan jabatannnya dia dapat "memaksa" anak-buahnya (yang Muslim) untuk shalat di mesjid, karena ada garis komando. Jadi saying sekali bila suatu jabatan tidak dimanfaatkan untuk ikut berdakwah.

Pak Jusuf menceritakan bagaimana awal mula keterlibatannnya dalam kegiatan Jamaah Tabligh, yaitu setelah diundang ke Markas Tabligh di Mesjid Anatpani Bandung. Dmelihat betapa luar biasanya para Jamaah Tabligh yang dengan ikhlas mengorbankan harta, waktu dan dirinya untuk berdakwah, mengajak orang kepada kebaikan, tanpa dibayar, malah menggunakan hartnya untuk berdakwah. Pergi ke seluruh dunia dan seluruh pelosok tanah air.

Tidak ada orgmanisasi islam lainnya yang seperti itu. Biasanya ustdaz atau penceramah itu dibayar setelah memberiakn ceramah Agama, Tapi Jamahh Tabligh, bukan mendapat duit tapi menghabiskan duit. Luar buasa, katanya. Merka hanya mengharapkan balasan dan ridho dari Allah, bukan dari manusia.

Beliau sangat mendukung kegiatan Jamaah Tabligh dan menganjurkan agar usaha ini terus digalakkan, dan menyatakan bahwa kegiatan ini adalah suatu pilihan yang tepat baik bagi anggota militer maupun rakyat biasa, karena sangat besar pahalanya. Mendatangi umat dari pintu ke pintu sampai ke kampong-kampung di pelosok negeri, karena para mubaligh terkenal itu tak mau mendatangi mereka.

Pak Jusuf menyatakan, bila seorang prajurit seorang yang berttakwa, maka pasti semangta tempurnya melawan musuh akan jauh lebih besra, dan tidak akan takut mati, karena dia tahu bila dia meninggla di medan pertempuran, dia akan mati syahid, yang nalasannya adalah Surga, tanpa dihisab. Jadi iman dan amal salaeh yang kuta sangat penting dalam tubuh TNI.

II. Jend Dipo Raharjo dari Angkatan Laut

Tauziahnya diawali dengan pernyataan, bahwa tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semua yang terjadi adalah merupakan kehendak Allah, termasuk pertemuan silaturahim ini.

Pak Dipo menceritakan pengalaman beliau melaksankan Khuruj Fi Sabilillah di daerah yang sangat rawan, yaitu di Selat Philip antara Kepulauan Riau dengan Singapura. Saat itu jamaahnya derjumlah sepuluh orang, empat orang dari Pakistan dan enam orang dari Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline