Lihat ke Halaman Asli

SBY “Ngeyel”, Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagaimana peribahasa yang menyatakan, “Siapa menabur angin, akan menuai badai”, maka itulah yang mulai ”dituai” oleh SBY dari pidatonya pada Rabu malam yang lalu. Dalam pidato tersebut, SBY menyatakan bahwa dia setuju kebjiakan bail out Bank Century senilai Rp. 6,7 trilun itu, dan malah memuji Boediono dan Sri Mulyati bak ”pahlawan nasional”. SBY juga menyatakan bahwa suatu kebijakan (dalam hal ini kebijakan bail out Bank Century)tidak dapat ditindak secara hukum. Sekali lagi terbukti, bahwa SBY tidak sungguh-sungguh menyatakan agar kasus Bank Century dibuka seterang-terangnya, alias hanya omong kosong, ”bulshit” dan hanya ”lips service” saja

Dari pidato tersebut jelas sekali, SBY tidak bersedia mematuhi hasil Sidang Paripurna DPR RI, walaupuan dia juga menyatakan ”menghormati” keputusan tersebut. Keputusan yang menyatakan bahwa ada masalah dalam penggelontoran uang rakyat. Hasil voting sidang Paripurna DPR yang dimenangkan oleh ”Fraksi Golkar dan PDIP Cs) secara mutlak, 315 berbanding 212, yang memilih opsi C, yaitu menyatakan ada masalah dalam kasus Bank Century, sehingga para pejabat yang terlibat termasuk Boediono dan Sri Mulyani harus diselidiki dan disidik lebih lanjut oleh aparat pengak hukum (KPK, Kepolisian dan Kejaksaan).

Pidato SBY sudah mendapat reaksi dari banyak pengamat politik, termasuk dari beberapa pejabat dan pimpinan organisasi tingkat nasional seperti Ketua Umum PDIP dan Mantan Presiden RI, Megawaty Soekarnoputri, Ketua Mahkamah Konstitusi, Machmud MD, Ketua PP Muhammadiya, Din Syamsyudin, mantan Menko Perekonomian, Rizal Ramlie dan beberapa pengamat politik.

Megawaty menyatakan Pemerintah haruss mentaati hasil keputusan sidang paripurna DPR.Ketua Mahkamah Kostitusi (MK) menyatakan bahwa suatu Kebijakan oleh Pejabat Pemerintah dapat dituntut secara hukum. Dien Syamsuddin, juga menyatakan bahwa Pemerintah harus tunduk pada DPR. Mantan Menko Perekonomian menyatakan bahwa SBY seharusnya memecat Boediono dan Sri Mulyati, jangan ”ngeyel”, karena biaya politiknya sangat besar karena SBY masih empat tahun lagi memerintah (kalau tidak diturun-paksakan melalui pemakzulan).

Walau banyak desakan agar Boediono dan Sri Mulyani lebih baik mundur, tapi kedua pejabat tinggi tersebut tidak mau mengundurkan diri, karena merasa mendapat ”perlindungan” dari majikannya. SBY telah ”pasang badan” untuk mempertahankan mereka. Apa boleh buat, Indonesia dapat dipastikan, akan mengalami masa-masa ”yang sulit’ dalam waktu yang lama. Mengapa?. Simak lebih lanjut!. Berarti para pemimpin kita lebih mementingakn diri mereka sendiri, tidak memihak pada kepentingan rakyat

Apabila DPR/ Partai Politik memang serius dalam masalah Bank Century, maka dapat diastikan selama empat tahun ke depan akanterjadi ”clash” antara DPR dengan Pemerintah, terutama untuk menetapkan suatu kebijakan yang harus mendapat persetujuan dari DPR. Pemerintahan tidak akan efektif dalam menjalankan fungsi eksekutifnya, karena akan banyak kebijakan Pemerintah yang akan ditolak atau tidak disetujui oleh DPR.

Tapi sebaliknya, bila DPR dan Pemerintah terlihat ”mesra”, apalagi sering tampil bersama menyanyi seperti mereka lalukan saat ulang tahun TVOne beberapa waktu yang lalu, berarti Pansus Bank Century yang menyita begitu banyak perhatian publik selama ber bulan-bukan dengan biaya hampir Rp. 3 miliar, hanya ”ecek-ecek”, pura-pura belaka dengan tujuan untuk meningkatkan ”bargaining position” atau posisi tawar Partai yang tidak setuju bail out, sehingga mereka memperoleh jatah menteri yang lebih banyak. Atau agar masalah hukum yang dihadapi oleh para petinggi partai seperti masalah pengemplangan pajak oleh Aburizal Bakrie, Ketua Umum Golkar, tidak diproses lebih lanjut

Karena rakyat sangat paham bahwa mereka secara terang-terangan dibodohi dan dipermainkan (anak kecil saja tahu) oleh Partai dan DPR, maka dapat dipastikan demo yang dipelopori oleh mahasiswa dan LSM,akan semakin banyak dan sering terjadi di seluruh Idonesia, yang akan banyak mengorbankan biaya, tenaga, harta, waktu yang luar biasa.

Dalam beberapa hari terakhir sudah terlihat demo di berbagai daerah yang dipicu oleh pengrusakan kantor Sekretariat HMI Cabang Makasar yang dibalas dengan penyerangan terhadap kantor polisi. Pemicu sebenarnya adalah kasus Bank Century. Boediono dan Sri Mulyani akan selalu di demo pada setiap kunjungan ke daerah. Hal ini sudah terbukti dialami oleh Sri Mulyani saat mau memberikan kuliah umum di UI pada hari Senin, 7 Maret kamaren.

Tidak ada jalan lain untuk mengatasi masalah tersebut, selain institusi penegak hukum, yaitu KPK, Polri dan Kejaksaan. Mereka harus berani menjalankan tugasnya masing-masing secara profesional, dengan berani tanpa tekanan dari pihak manapun, agar penyelidikan dan penyidikan kepada orang-orang yang diduga terlibat dalam kasus bail out Bank Cenutury, termasuk Boediono dan Sri Mulyani, benar-benar dilaksankan secara sungguh-sungguh. Buka seterang-terangnya, kemana saja dana Rp. 6,7 triliun itu menguap?. Dan kita semua siap menjadi pengawal dan pengawasnya, termasuk oleh ICW (Indonesia Corruption Watch) dan LSM lainnya.(data dari berbagai sumber di internet).

Oleh: Bakaruddin Is

Baca juga:

SBY “Menantang” DPR,

http://polhukam.kompasiana.com/2010/03/05/sby-%E2%80%9Cmenantang%E2%80%9D-dpr

Puisi untuk Bank Century

http://hiburan.kompasiana.com/2010/03/02/puisi-untuk-bank-century/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline