Konflik di Laut Natuna akhirnya memberikan warna baru dalam siaran berita televisi kita beberapa hari ini. Jika sebelumnya yang dibahas hanya soal Iran vs AS, kasus korupsi dan persoalan banjir Jakarta, kini sudah diselengi dengan soal konflik di Laut Natuna.
Persoalan yang terjadi di Laut Natuna bukanlah kaleng-kaleng. Soalnya, konflik di laut yang konon kabarnya banyak mengandung "harta karun" ini memperhadapkan negara kita dengan China. Sebuah negara yang dikabarkan memiliki keampuan militer yang tidak main-main. Bahkan, negara sebesar AS pun sempat segan kepada mereka.
Meskipun demikian, tentu saja saya tidak merasa khawatir sedikit pun ketika mendengar kabar berita di televisi bahwa ada kemungkinan terjadi perang di Laut Natuna. Pasalnya, saya selalu memiliki keyakinan bahwa kemenangan sebuah pertempuran tidak selamanya diukur dari kekuatan militer. Maka dari itu, saya sangat yakin kalaupun disana terjadi perang, maka kitalah yang akan memenangkannya.
Sampai hari ini pun, saya masih yakin kalau negeri yang bernama Indonesia ini tidak akan pernah kalah, hancur dan runtuh hanya karena konflik seperti ini. Namun, negeri ini hanya akan hancur ketika manusia-manusia yang ada di dalamnya sudah kehilangan rasa optimisme dan percaya diri. Hal ini terlihat seperti yang ditunjukan oleh beberapa orang politisi (sebut saja namanya TUDE) yang belakangan tampil di televisi yang dengan gampangnya mulut mereka mengatakan bahwa kita akan kalah jika berperang dengan Cina di Laut Natuna. Padahal, mereka adalah anak-anak bangsa yang lahir dari rahim sebuah bangsa yang pantang mengucapkan kata kalah sebelum berperang.