Lihat ke Halaman Asli

Bai Ruindra

TERVERIFIKASI

Guru Blogger

Tradisi Salam Ramadhan di Aceh, dari Daging Meugang sampai Rantang untuk Mertua

Diperbarui: 11 Juni 2018   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: helloacehku.com

Ramadhan sebentar lagi akan mengucapkan salam, namun banyak sekali cerita yang mengukir indahnya bulan ini, terutama di Aceh. Negeri dengan penuh senyum di ujung Sumatera ini selalu menyisihkan kenangan-kenangan manis tiap kali mengaca kepada dirinya. Keberkahan Ramadhan menjadi hal yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Bukan karena Aceh telah menerapkan Syariat Islam tetapi sebelum itu, Ramadhan telah bersenyawa dengan masyarakat secara turun-temurun.

Tiba engkau bertanya tentang Ramadhan di Aceh, maka matamu tidak akan pernah mampu menyuguhkan definisi-definisi yang indah karena mengalir cerita yang sulit dilupakan. Saya memiliki beberapa catatan yang akan engkau kenang sepanjang waktu, bahkan mungkin akan terlarut di dalamnya jika suatu saat menjadi bagian dari kebiasaan di Aceh itu sendiri. 

Mau tidak mau, engkau akan membiasakan diri dengannya. Tidak harus tetapi wajib akan kebiasaan yang membawa pengaruh besar terhadap engkau jika tidak menaburkan benih untuknya.

Daging meugang, salam pembuka Ramadhan

Sumber: acehsatu.com

Engkau adalah pengantin baru di bulan Ramadhan kali ini, maka wajib bagimu untuk menarik setangkai harapan kepada mertua. Mertua adalah tuan yang tidak bisa diabaikan begitu saja untuk Ramadhan pertama pengantin baru.

Dikenal dengan sebutan daging meugang di mana berkilo daging pertama yang dibawa pulang oleh pengantin pria sebelum puasa. Sebagai informasi, sebelum puasa, di Aceh dikenal dengan aktivitas meugang, yaitu makan besar terutama daging. Daging yang dibeli terutama adalah daging sapi atau kerbau. Tiap keluarga seolah wajib membeli daging ini, maka bisa disebut makan daging setahun sekali.

Daging meugang yang wajib dibawa pulang oleh pengantin pria ini sebenarnya bisa berjumlah satu atau dua kilo saja. Namun, belakangan telah membudaya kalau daging meugang yang dibawa pulang itu beberapa kilo bahkan bisa berbentuk kepala kerbau maupun sebelah paha. Bisa dibayangkan berapa harganya dengan kondisi daging kerbau di Aceh tahun ini mencapai Rp 180 ribu per kilo.

Idang untuk Mertua

Sumber:rapaisamann.blogspot.com

Jika daging meugang dari pengantin pria, maka idang ini berasal dari pengantin wanita. Artinya, saling memberi dan menerima. Idang ini sebagai balasan daging meugang yang diterima oleh pengantin wanita dan keluarga.

Idang adalah wadah yang terbuat dari kayu untuk diisi kue-kue lebaran khas Aceh. Adapula yang menggantikan idang dengan kardus dari kayu atau kardus bekas yang dijual di pasaran. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dan karena alasan lain.

Setidaknya, ada dua jalan untuk membawa idang ke mertua atau ke rumah pengantin pria. Satu pilihan adalah sebelum puasa atau saat meugang dan menjelang hari raya. Sebagian pengantin wanita mengantar idang ini menjelang lebaran karena berbagai alasan. Tentu saja, agar kue yang telah dibikin bisa disantap bersama keluarga besar saat lebaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline