Lihat ke Halaman Asli

Membangun Kelas Demokratis: Mengintegrasikan Nilai Pancasila dalam Pembelajaran

Diperbarui: 7 Desember 2024   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang menekankan pada partisipasi aktif rakyat, tidak hanya berlaku di tingkat negara, tetapi juga dapat diterapkan dalam lingkungan pendidikan, khususnya di dalam kelas. Pendidikan yang berbasis pada demokrasi akan mengutamakan partisipasi, kebebasan berpendapat, dan saling menghargai. Karakter ini sangat diperlukan oleh generasi bangsa sebagai bentuk implementasi dasar negara, yaitu Pancasila, yang dimulai dari suasana pembelajaran yang demokratis. Prinsip-prinsip demokrasi yang dapat diterapkan, seperti partisipasi aktif, kebebasan berpendapat, dan kesetaraan, akan membawa manfaat besar jika diterapkan dengan tepat.

Prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dengan efektif apabila guru memahami proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Prinsip-prinsip demokrasi dalam kurikulum merdeka sebenarnya telah dimulai dari pendekatan pembelajaran berdiferensiasi, penggunaan fase, dan proses penyusunan perencanaan pembelajaran yang lebih fleksibel. Dengan adanya kebebasan yang lebih besar dalam memilih dan merancang pembelajaran, siswa diberikan ruang untuk berpartisipasi lebih aktif dalam menentukan jalannya proses belajar. Penerapan demokrasi di dalam kelas memiliki berbagai manfaat, di antaranya adalah dapat mengembangkan keterampilan sosial, meningkatkan rasa tanggung jawab, membangun rasa kepemilikan terhadap proses pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dapat menerapkan strategi yang tepat, seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk merancang aturan kelas atau memilih tema/materi yang ingin dipelajari. Menerapkan musyawarah atau diskusi untuk memecahkan permasalahan ataupun topik pembelajaran, budaya debat yang positif dan konstruktif dapat juga digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat mengintegrasikan tema-tema tentang hak asasi manusia, kebebasan berbicara, dan tanggung jawab sosial dalam materi pembelajaran. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar materi akademis tetapi juga mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai nilai-nilai demokrasi yang dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, penerapan demokrasi dalam proses pembelajaran tentu tidak semulus perencanaan. Dalam pelaksanaannya, guru akan menghadapi beragam kondisi atau kasus yang mungkin saja tidak sesuai dengan perencanaan. Misalnya, keberagaman pendapat dan perbedaan pandangan yang bisa memicu konflik jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, keterampilan dalam mengelola dinamika kelas, mengedepankan sikap saling menghormati, serta kemampuan untuk memberikan ruang bagi setiap siswa untuk berbicara adalah kunci sukses dalam menciptakan suasana belajar yang demokratis. Dengan demikian, meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, manfaat dari penerapan demokrasi dalam kelas akan memberikan dampak positif bagi perkembangan karakter dan keterampilan siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline