Lihat ke Halaman Asli

Baiq Nadiya D.F

hanya untuk tugas

Muhammadiyah Tanpa Batas: Muhammadiyah yang Saya Kenal (Tugas UAS)

Diperbarui: 13 Januari 2023   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammadiyah merupakan suatu organisasi islam non-pemerintah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912. Awalnya saya mengetahui Muhammadiyah melalui sekolah-sekolah yang menggunakan nama Muhammadiyah baik jenjang Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi, itupun hanya sebatas mengetahui bukan mengenali. Tahu bahwa Muhammadiyah adalah oragnisasi islam, tahu bahwa Muhammadiyah mendirikan sekolah, hingga sekedar tahu bahwa "Muhammadiyah itu yang pengikutnya sholat tarawih hanya 8 rakaat".

Namun saya perlahan mengenali Muhammadiyah meski dengan merangkak  melalui mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang saya dapatkan setelah saya menjadi Mahasiswa di salah satu pergutuan tinggi milik Muhammadiyah. Muhammadiyah tidak hanya organisasi islam yang hanya berfokus pada religiusitas, Muhammadiyah bukan pula hanya berfokus pada pendidikan, dan tentu saja bukan hanya sebatas pengetahuan saya yang sangat sedikit tersebut.

Muhammadiyah ternyata memiliki banyak sekali kapasitas dan kontribusi bagi Negara. Melalui pemikiran-pemikiran yang berdasarkan dan berlandaskan Al-Quran dan Hadits, Muhammadiyah bergerak maju memberikan cahaya dan harapan bagi Negara. Meski dalam jalannya Muhammadiyah mengalami berbagai tantangan, dalam muktamar Muhammadiyah ke-48 yang di adakan di Solo dikatakan bahwa Muhammadiyah dapat menghadapi tantangan tersebut dengan memperkuat akar-akar dari Muhammadiyah tersebut yaitu para jamaah Muhammadiyah.

Bukan hanya berpikir tentang kemajuan bangsa, Kesejahteraan bangsa pun masuk dalaam list kontribusi Muhammadiyah. Pada tahun 1920, Muhammadiyah membentuk Penolong Kesengsaraan Umum atau PKO sebagai sarana mensejahterakan kesehatan masyarakan di masa itu yang sekarang terus berkembang hingga Muhammadiyah dapat menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan bagi Masyarakat.

Muhammadiyah juga memfasilitasi berbagai pengajaran dan dakwah melalui sarana pendidikan dan kesenian. Dalam hal pendidikan, banyak sekali bukti nyata yang dapat kita lihat yaitu sekolah-sekolah Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia baik dari jenjang yang paling dasar hingga paling tinggi sekalipun. Pendidikan berlandaskan agama yang tetap mengajarkan hidup bertoleransi dan juga patuh pada dasar negara yaitu Pancasila yang difasilitasi oleh Muhammadiyah adalah suatu bantuan yang sangat berarti bagi generasi saat ini yang diombang-ambing oleh westernisasi dan globalisasi yang kemudian apabila generasi tersebut tidak dapat memilah dan memillih dapat membawa bangsa ke arah yang salah bahkan kehancuran. Untuk itu Muhammadiyah pun berusaha mensyiarkan ajaran-ajaran islam melalui pendidikan. Kemudian agar dapat lebih mudah diterima, Muhammadiyah pun juga memanfaatkan kesenian dalam syiarnya. Dalam pandangan Muhammadiyah, seni dan kebudayaan merupakan pantulan dari perasaan akan keindahan. Seni dan keindahan sejatinya harus menjadi sesuatu yang bermanfaat baik dan menumbuhkan perasaan positif nan halus kepada diri sendiri, sesama, dan Allah SWT. Muhammadiyah sendiri memiliki dakwah kultural yang disahkan saat sidang tanwir Muhammadiyah di Denpasar dengan misi membumikan islam melalui kebudayaan.

Hebatnya, meski sudah disibukkan oleh kegiatan-kegiatan yang memajukan dan mensejahterakan bangsa, Muhammadiyah tidak memalingkan perhatiannya pada lingkungan. Sebagai suatu organisasi Islam, Muhammadiyah percaya bahwa sejatinya lingkungan harus mendapatkan perhatian karena lingkungan adalah suatu fasilitas yang diberikan Allah SWT pada kita umatnya secara cuma-cuma. Sehingga, fasilitas tersebut haruslah dirawat dan dijaga sebagaimana mestinya. Banyak sekali jihad-jihad lingkungan yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Pemikiran tokoh Muhammadiyah pun sudah banyak dimanifestasikan dalam perumusan fikih kebencanaan, fikih air, dan fikih agraria. Produk fikih ini menunjukkan kesadaran teologis Muhammadiyah akan keberadaan alam tempat manusia bergantung kehidupan dan kemanusiaan bagi solidaritas keadilan. Muhammadiyah pun memiliki buku saku yang berjudul Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah yang terbit pada tahun 2000, dimana dalam buku tersebut Muhammadiyah mendefinisikan "hidup Islami" sama dengan "melestarikan lingkungan".

Muhammadiyah yang saya kenal adalah Muhammadiyah yang multifocus, memberikan perhatian tak hanya pada negara dan bangsa, namun pada lingkungan tempat kita berpijak. Muhammadiyah yang kini mulai saya kenali ternyata tidak terbatas dan menjadi pelita bagi semesta.

-Baiq Nadiya D.F (202010230311566)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline