Lihat ke Halaman Asli

Baiq Dwi Suci Angraini

Menulislah Untuk Mengubah Arah

A Day with Ed Husain

Diperbarui: 26 Oktober 2020   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Facebook : Baiq Dwi Suci

"Matinya Semangat Jihad, Catatan Perjalanan Seorang Islamis"

Kekuatan strategi adalah api hangat di bawah ceret. Air akan memanas kemudian mendidih, menggelegak menjadi uap. Ia akan menjadi api yang panasnya akan mengubah masyarakat menjadi titik didih, dan kemudian menjadi kekuatan yang dinamis. Ia adalah api dan cahaya, yang akan membakar dan menerangi, tentu saja mencapai titik didih.

Sejatinya, seorang muslim pun akan membiarkan keinginan, ideologi, pemikiran dan pendapat, kesukaan dan ketidaksukaan mereka, semua dibentuk oleh Islam. Tuntunan Allah terpatri seluruhnya dalam hati dan pikiran, mata dan telinga, perut, hasrat, tangan dan kaki, jiwa dan raga mereka.Demikian merupakan tugas muslim superior juga, mereka terpanggil untuk memulai kembali islam sebagai jalan hidup yang tersimpan bagai benda suci di dalam kekuatan Negara Islam, untuk menciptakan masyarakat islam yang mendunia. (Penggalan kutipan Novel "Catatan Perjalanan Seorang Islamis)

Mohamed kecil mempelajari islam dari masjid ke majelis, menemui ummat islam se-Inggris Raya dan menentramkan jiwa para jama'ah dengan lantunan Al Qur'an yang disenandungkannya. Dari forum ke rumah-rumah, bahkan dari sekolah hingga ke ruang kelas, ia banyak mengimami sholat berjamaah bagi teman-teman muslimnya.Mohamed remaja mulai berinteraksi dengan organisasi kepemudaan. Bersama sahabatnya, mereka tumbuh dan berkembang mulai dari perkumpulan hingga pada buku-buku bernuansakan islam paripurna.

Ia menyesal, mengapa tak sedari dini mengetahui islam sebagai ideologi. Ia justru tahu islam bersaudara kembar dengan politik dari lembaran karangan pemikir abad terkini bernama Gulam Sarwar. Maka bertambah lebatlah keingintahuan Mohamed remaja pada isu-isu perpolitikan dunia, lebih tepatnya politik islam.

Perjalanan semangatnya hingga kemana-mana, ia seorang pemikir dan intelektual yang dengan mudah sekali menerima kebenaran, bukan melihat siapa penyampainya, cukup hanya melihat apa yang tersampai di depan mata ia mampu memutuskan mengetuai apapun kendaraannya. Ketertarikannya terhadap islam dan politik membuat siapapun pasti terinspirasi di setiap halamannya.

Terhadap buku ini, di akhirnya sangat disayangkan sekali keputusan Ed Husain menjelang halaman-halaman belakang.Akan tetapi memang begitulah setiap muslim akan bermetamorfosa, sayangnya dalam novel ini penulisnya selaku tokoh utama, memilih berjuang dengan sisa cintanya kepada Islam dan Inggris. Ia tak berkawan pada demokrasi, tak juga memihak pada kaum kapitalis, bahkan tak mengiyakan penjajahan kaum kuffar atas negeri muslim, sebabnya lah setiap pembaca pasti terinspirasi dari hijrah dakwahnya. Namun hakikatnya, siapapun akan bermetamorfosa menurut kepayahannya.

Setelah sampai di puncak lelah berpayah-payah, mungkin ia mulai memutar arah menuju hibernasi lalu setelahnya bangkit, kembali mati suri kemudian berikutnya menanjak naik, seterusnya akan begitu?

Semoga dan mudah-mudahan saja undangan Jalaludin Rumi berikut ini senantiasa membuat kita kembali:'Datanglah, datanglah, siapapun kalian,Pengembara, pemuja, pecinta kebebasan.Ini bukanlah sebuah kafilah keputus-asaan.Tidak masalah jika kalian telah melanggarjanji kalian ribuan kali, tetapdatanglah, dan terus, datanglah.'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline