Lihat ke Halaman Asli

Baiq Cynthia

Blogger, Content Writer, dan Mom to Be

Kadang Kala Peduli Itu Lebih Dekat dengan Basa-Basi

Diperbarui: 22 Juni 2020   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

diolah dari pixabay

Pelajaran berharga baru. Ketika berusaha meyakinkan diri kalau mampu lewati. Ketika berusaha tidak mendengar hal yang tidak perlu didengar. Ketika berusaha diam, sabar ketika dicemooh dan dicaci.

Aku mendapat pelajaran baru yaitu hati tidak gelisah dan pikiran tidak gusar.

Kadang yang bikin bingung dan panik itu ketika menerima semua komentar orang yang bukan memberikan empati justru sebaliknya. Seperti menyalahkan dan apa yang dilakukan semuanya salah.

Mungkin bagi mereka yang menjalani itu cocok dengan mereka. Namun belum tentu bisa diterapkan untukku.

Mungkin kamu suka gula jadi bebas makan gula banyak. Namun bagi penderita diabetes makan gula itu ancaman.

Mungkin bagi kamu makan es krim itu bebas dan enak rasanya. Tapi bagi yang sedang batuk dan flu malah makin sakit.

Tidak semua yang kamu jalani itu cocok untuk ditiru orang lain. Kamu yang terbiasa jalan kaki belum tentu pasanganmu mau jalan kaki.

Kamu yang terbiasa makan pedas belum tentu orang yang punya penyakit asam lambung akut bisa makan pedas.

Dunia ini memang unik dan beragam latar belakang. Nasihat yang baik itu hanya cocok diucapkan ketika si pendengar sudah siap mendengarkan.

Sama halnya bayi udah ngantuk dan ingin tidur dipaksa untuk mengunyah tentu tidak mau. Padahal makanan itu bagus untuk daya kembangnya. Maka kapan? Ketika setelah bangun tidur tentu akan lahap makannya.

Mungkin niat kamu baik, cara kamu kurang tepat tidak akan mungkin sampai nasihatmu kepada orang yang kamu pedulikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline