Lihat ke Halaman Asli

Baiq Ashri

mahasiswa

Depresi

Diperbarui: 7 Oktober 2023   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Akhir -- akhir ini masalah depresi sangat banyak ditemukan dan menjadi hal penting untuk dibahas. Dari sudut pandang saya sebagai mahasiswa psikologi saya sangat prihatin melihat orang yang mengalami depresi dan berakhir bunuh diri. Banyak dari mereka yang menderita depresi mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup karena berpikir hal tersebut merupakan solusi dari masalah yang ia miliki. Depresi timbul karena kecemasan berlebihan yang dialami seseorang.

Dikatakan ( Beck, 1985 dalam (Sulistyorini & Sabarisman, 2017) tanda -- tanda orang yang mengalami depresi adalah orang menurun selera makannya, pola tidur yang terganggu, timbulnya kelelahan. Dapat digaris bawahi hal yang sebelumnya saya sebutkan jika terdapat tanda -- tanda pada diri kalian belum tentu kalian mengalami depresi. Karena orang yang bisa dikatakan depresi jika ia sudah datang pada ahlinya.

Pada (Dianovinina, 2018) disebutkan bahwa depresi yang dialami oleh remaja karena mereka merasa dirinya tidak baik dan kehilangan kemampuan konsentrasi yang ia miliki. Remaja yang depresi sulit untuk merasa bahagia karena pikiran yang ia miliki berkata bahwa ia adalah orang yang buruk.

Sebagai mahasiswi psikologi saya ingin menganalisa menggunakan analisa wacana kritis pada fenomena sosial ini. Saya mengambil dari segi sosial dimana orang yang mengalami depresi harusnya dirangkul karena hal tersebut bisa memberi ia semangat untuk merasa bahwa dirinya masih dianggap. Selain dirangkul sebagai mahasiswi psikologi ataupun orang -- orang yang ahli pada bidang ini bisa membantu dengan cara edukasi lebih tentang depresi tersebut. Namun, seperti yang saya katakan sebelumnya seseorang dikatakan bahwa ia depresi jika ia sudah berkonsultasi pada orang yang memiliki wewenang seperti psikolog, konselor, dst. Seseorang tidak mengatakan dirinya mengalami depresi jika hanya dengan self -- diagnose. 

Dikatakan (Dirgayunita, 2016) penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah pola hidup yang sebelumnya menjadi hal yang lebih baik lagi. Selain mengubah dari diri sendiri bisa dengan bantuan ahli untuk terapi yang sesuai dengan apa yang ia alami. Yang terakhir adalah pengobatan yang bisa dilakukan hanya dengan ahli pada bidang tersebut. Seperti seorang psikiater dan dokter kejiwaan.

Hasil analisis saya dapat memberikan kontribusi atau manfaat bagi masyarakat, yaitu dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang depresi bagi masyarakat, mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang yang mengalami depresi, serta mendorong kerja sama antara berbagai pihak seperti keluarga, lingkungan, organisasi sosial, dan lain-lain dalam mencegah dan menangani depresi pada remaja. Dengan demikian, saya dapat berpartisipasi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat, adil, dan demokratis.

Referensi

Dianovinina, K. (2018). Depresi pada Remaja: Gejala dan Permasalahannya. Journal Psikogenesis, 6(1), 69--78. https://doi.org/10.24854/jps.v6i1.634

Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya. Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi, 1(1), 1--14. https://doi.org/10.33367/psi.v1i1.235

Sulistyorini, W., & Sabarisman, M. (2017). Depresi: Suatu Tinjauan Psikologis. Sosio Informa, 3(2), 153--164. https://doi.org/10.33007/inf.v3i2.939




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline