Lihat ke Halaman Asli

Abdullah Ibrahim Ritonga

Menjalani sebuah proses

Sungai Air Sambat Menyimpan Keanekaragaman Ikan yang Tersembunyi

Diperbarui: 26 Desember 2018   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bulan Oktober lalu, saya bersama 3 orang masyarakat tanjung aur pergi mencari ikan ke sungai air sambat dengan menggunakan alat tangkap jala dan jaring ikan. sungai air sambat ini merupakan salah satu sungai yang terletak di kecamatan Maje Kabupaten Kaur dan merupakan batas alam antara desa tanjung aur dengan desa kedataran dan penyandingan.

Sebagian masyarakat tanjung aur pada musim kemarau sering mencari ikan bahkan sampai ke hulu sungai air sambat dengan menggunakan alat tangkap tradisional seperti tombak, jala, pancing, bubuh, jaring dan lain sebagainya.

Kami menggunakan sepeda motor dari kilometer 10 sampai kilometer 13, setelah itu kami pun berjalan kaki melewati kebun kopi masyarakat, dan hutan serta menyusuri sungai air sambat menuju ke hulu kurang lebih 1 jam perjalananan.

Kami pun sampai pada tempat istirahat dipinggir sungai air sambat, karena waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 sore, saya pun langsung memasang terpal untuk mengantisipasi turunnya hujan pada malam hari. dan ada yang mencari kayu bakar,  memasang jala dan jaring dan ada juga yang langsung membuat api unggun untuk memasak air dan menanak nasi. 

Sungai Air Sambat mempunyai karakteristik dengan ciri-ciri sebagai berikut; air yang tenang dengan warna hijau cerah pantulan dari pepohonan dan mempunyai lubuk-lubuk yang dalam serta jelas tampak sekali ikan bermain-main didalam lubuk tersebut. 

Sepanjang Sungai Air Sambat yang kami susuri banyak terdapat batu batu besar dan kecil, di badan sungai kelihatan dinding napal pemandangan pohon-pohon yang besar dan masih alami. Menurut informasi dari masyarakat, hulu sungai air sambat ini berada di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), dan sebagai kawasan penyangganya terdapat kawasan HPT Bukit Kumbang dan HP Air Sambat.

Suasana malam itu begitu menyatu dengan alam ditambah dengan suara-suara burung, suara angin, gemercik dan desiran air, kami pun langsung menyeruput kopi yang sudah dibuat.  Sekitar pukul 20.00 wib,  jaring ikan pun kami angkat untuk persiapan gulai ikan di malam hari. dan sebagian kami panggang untuk kami bawa ke dusun. Ada beberapa jenis ikan yang kami dapatkan antara lain ikan semah, palau, dan mungkus. 

img-9853-min-jpg-5c23569543322f32ab669a84.jpg

Pada pertengahan malam harinya kami pun kembali memasang jaring tersebut untuk gulai pagi hari. Kami pun menikmatinya hanya semalaman di pinggiran sungai air sambat, malamnya kami habiskan waktu bercerita, berbagi pengalaman hidup dan bagaimana kita menyikapi hidup ini. Pagi harinya kami pun bersiap-siap untuk kembali ke dusun.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline