Lihat ke Halaman Asli

Rezi Baihaqi

Mahasiswa

Labuan Bajo, Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur

Diperbarui: 21 Juli 2022   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Labuan Bajo adalah sebuah kota  di Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Labuan Bajo merupakan ibu kota kecamatan dari kabupaten Komodo dan ibu kota Kabupaten Manggarai Barat. Pembangunan Labuan Bajo sedang dibahas. Labuan Bajo awalnya merupakan salah satu  dari 19 desa dan kecamatan yang ada di Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai di Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat ini, Labuan Bajo telah berkembang menjadi kota Labuan Bajo. Penggunaan nama dan sejarah Labuan Bajo tidak terlepas dari Flores (Bahasa Portugis untuk Cabo de Flores). Cabo de Flores adalah H.M. Berarti jubah bunga yang diberikan oleh. Cabot mengacu pada bagian timur Flores.

Sejak tahun 1636, nama Flores  secara resmi digunakan oleh Hendrick Brower, Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Nama asli  Flores adalah Nusanipa yang artinya Pulau Zmiinyi. Taman Nasional Komodo, Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991, terdiri dari  Komodo,  Rinca,  Padar, dan beberapa pulau terdekat lainnya. Keberadaan kadal raksasa dunia, komodo (Varanus komodoensis), pertama kali dimuat dalam jurnal ilmiah pada tahun 1912. Majalah ini ditulis oleh Peter Antony Owens, direktur Museum Zoologi di Bogor.

Dari segi antropologi, nama ini lebih tepat karena memiliki implikasi filosofis dan budaya. Labuan Bajo artinya tempat berlabuhnya suku Bajo. Suku bangsa ini merupakan suku bangsa laut yang nomaden, dan tidak heran jika banyak yang menyebut mereka sea gipsi. Mereka berasal dari Kepulauan Sulu Filipina, yang bermigrasi ke Sabah, di seluruh dunia, dan bahkan Kepulauan Madagaskar ratusan tahun yang lalu. Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo  tidak dapat dipisahkan. Keduanya terhubung, jadi jika berada di Labuan Bajo, harus mengunjungi Taman Nasional Komodo. Untuk menuju ke sana, bisa menggunakan kapal feri atau speedboat. Dari pagi hingga sore, ada banyak pilihan keberangkatan.

Penemuan ini menandai awal dari keberadaan Labuan Bajo di mata dunia, karena banyak turis dan ilmuwan  datang untuk melihat Ora, sebutan Komodo oleh penduduk setempat. Destinasi ini merupakan pintu gerbang ke Taman Nasional Komodo, habitat keindahan alam yang menakjubkan dan hewan purba yang terkenal di dunia. Dari komodo endemik  Rinca dan Komodo, hingga serangkaian pulau eksotis, keanekaragaman hayati bawah laut hingga pantai yang menakjubkan.

Pulau Komodo,  surga naga purba, adalah salah satu pusat konservasi  Taman Nasional Pulau Komodo (TNP Komodo). Pejalan kaki dapat melihat kehidupan sehari-hari komodo dan menikmati keindahan alam dari kejauhan. Anda tidak bisa langsung menuju Pulau Komodo dengan pesawat atau jalan darat. Maka dari itu, untuk sampai di Pulau Komodo harus naik perahu selama kurang lebih 2 jam setelah sampai di Labuan Bajo, jadi butuh kesabaran. Namun di sepanjang perjalanan, Anda bisa menikmati keindahan alam laut yang tenang, terkadang dengan perbukitan yang kering, namun  secara keseluruhan terlihat indah.

Ketika sampai di pulau ini, pejalan akan disambut dengan gapura bertuliskan TNP Komodo. Seorang ranger atau pemandu akan menemani pejalan agar tidak tersasar atau aman dari komodo yang agresif. Selama berada di wilayah ini, pejalan tidak hanya bisa melihat Komodo, tetapi juga berbagai flora langka. Jika beruntung, perjalan juga bisa melihat langsung pertarungan Komodo jantan dari jarak jauh saat musim kawin tiba.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline