Hari ini aku sungguh bingung, entahlah selalu saja aku merasa bingung sendiri setiap kali berhubungan dengan keuangan. aku tidak punya cukup keberanian untuk berbicara tentang uang pada suamiku. bukan.... bukan karna dia pelit.. ataupun tidak bertanggung jawab.... tapi karna aku tahu betapa sulitnya ia mendapatkan uang dengan pekerjaannya sekarang. aku sayang dia dan tak ingin menyusahkannya, sekalipun saat ini aku kelimpungan sendiri. " bunda aku minta uang dong?" heeh.... anakku sudah mulai merengek dan itu berarti aku harus menahan kembali beban dihati tentang keuangan "bentar ya bang.... abang minta uang sama ayah ya?" kataku dengan pedih. " yaaah... bunda Rp 2000 doang bun..." ya, untuk anak seusianya enak rasanya berkata doang, tuhan......
Kami asyik berlari-lari diarea persawahan. ya begitu ringannya hati kanak kanak kami. aku mengambil sebuah rantang "kita main masak-masakan aja yuk?" ajakku pada teman-temanku yang lain. Hari itu kuhabiskan sesorean dengan bermain masak-masakan. Aku lelah dan ingin pulang ketika tiba-tiba jeduuuk..... "kan mak udah bilang kalo mau minta uang sana sama bapak mu, mak nggak punya duit" kata mak ku sambil menjedotkan adikku ketembok. Aku hanya bisa terbelalak dan tidak bisa berjalan dari tempatku berdiri. Adikku menangis sejadi-jadinya aku tahu pasti sakit dikepalanya yang dirasakan tapi tanpa sadar dirikupun mulai sakit.....
"yah... aku bingung hutangku sudah banyak sementara beban hidup kita kian bertambah, aku bingung yah?" kataku suatu hari kepada suamiku. Dia suami yang sabar dan selalu menyikapi sesuatu dengan santai " ya udah. kan masih ada motor ntar aku gadai." jawabnya."tapi nanti aku ga bisa cari uang?" sambungnya lagi. "ya sudah nanti seminggu aku usahain deh yah cari pinjaman yg lain, yang penting ini terbayar" kataku. Jadilah motor itu tergadai. sehari, dua hari suamiku masih bertahan untuk dirumah saja "nda, aku ga enak kalau terus dirumah, cariin sana pinjamannya nanti aku bayar", "ya yah.... " kataku kemudian.
"Prangggg...... ngidupin bini satu aja lu keteteran apalagi lu punya bini lagi, emang dasar lu laki ga tau diuntung!" maki mak ku kepada bapakku "lu yang ga ada syukurnya dikasih kurang mlulu...... Braak". ya tuhan...... " ssstttt... masuk kamar, semua masuk kamar" kakakku menggiring kami adik- adiknya untuk masuk kamar. Dia menutup telinga kami dengan bantal dan apa saja yang ada dikamar. aku gemetar dan hanya bisa menjerit dalam hati.
"nda, emang kita orang miskin ya?" kata anak keduaku dengan polosnya. "kenapa memangnya bang? abang masih bisa makan kan? abang masih bisa sekolah, abang masih bisa beli mainan. disyukuri aja bang" kataku suatu hari. "kok setiap kali saudara kita liburan ke puncak kita jarang diajak?" . "kan abang denger sendiri waktu tahun lalu kita diajak abang muntah dimobilnya kakak, iyakan, mungkin itu yang membuat mereka nggak mau ngajak kita bang, udah ya nanti sama bunda kita perginya". Aku berfikir lama...... setelah anakku pergi, aku berjanji akan membahagiakan anak-anak dan suamiku dengan kerja kerasku.
"heey.... bilang sama bapak lu ya, kalo udah nggak mau ama anak gua, dan nggak mampu ngempaninnya suruh dia balikin. gua masih sanggup buat hidupin dia", kata-kata nenek itu begitu membekas dalam benak kanak-kanakku, saat itu aku sedang membawakan sayur kesukaan kakekku. aku hanya tertunduk diam. aku masih ingat kalau sore kemarin juga terjadi pertengkaran hebat antara emak dan bapakku ketika aku sedang bermain boneka. meja terbalik emak menampar bapak, bapak menjambak emak dan bentuk bentuk kekerasan yang aku sangat terpukul melihatnya lalu tiba-tiba emak berteriak " panggil kakek lu sana biar dia lihat gimana kelakuan anaknya kebininya ini!!!!"... Bruuuk... aku jatuh pingsan......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H