Lihat ke Halaman Asli

Bleketepe, Widodaren Adat Jawa Tengah

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perjalanan saya hari ini tiba di sebuah daerah pinggir pantai selatan. Daerah yang berdekatan dengan daerah yang memiliki ciri khas dawet hitamnya. Gombong, kebumen.
Ini berkaitan dengan undangan dari sanak famili untuk menghadiri rangkaian acara pernikahan.
Maka rangkaian pertama yang harus saya ikuti adalah widodaren. Entah, saya kurang tahu apa makna tema acara siang ini. Akan tetapi inti acara adalah, siraman dan sungkeman kedua mempelai pria dan wanita. Dari serangkaian yang tidak saya pahami ini, ada satu hal kata ajian pada rangkaian ini. Ialah BLEKETEPE. saya mengira arti kata tersebut adalah semacam ajian mandraguna untuk sekedar mempermanis rangkaian acara widodaren. Ternyata bukan. Bleke berasal dari makna bloko dan tepe adalah topo. Kalau menurut arti sederhananya adalah bleke/bloko = jujur dan tepe/topo = prihatin.
Alangkah indahnya jika apa yang diharapkan dalam pernikahan untuk bersikap JUJUR dan PRIHATIN dapat membawa manusia selalu dalam kesederhanaan dan kejujuran. Bukan hidup penuh dengan foya-foya, menghamburkan materi dan menyombongkan keberadaan dan hidup dengan kebohongan atau kedustaan. Layaknya penguasa negri ini yang masih berfikir foya-foya dan berdusta kepada rakyatnya. Oleh karena itu, apakah hidup para penguasa ini sudah jujur dan sederhana di mata anda?
Salam hangat.
Bahry.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline