Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Puisi Dengan Judul Bidadariku

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1348403382446731566

Judul tulisan ini adalah sebuah judul puisi yang ditulis oleh keponakan saya yang tinggal di Kota Padang, Sumatera Barat. Annisa Iluna Trinamirah namanya, seorang anak perempuan nomor tiga dari pasangan Alm John Maifril SE, MM dan Minda Wisanti. Saat ini Ina, nama panggilannya, sedang bersekolah di SD RK 1, Yayasan Prayoga, Kota Padang di kelas 4 SD. Berbagai macam prestasi telah diraih oleh Ina pada sekolah ini, termasuk langganan menjadi rangking 1 di setiap kelasnya. Bahkan pada saat ini Ina dipercaya menjadi Ketua Kelas oleh teman-teman dan wali kelasnya.

Puisi ini dibuat Ina ketika dia harus ditinggal sementara oleh bundanya dalam beberapa bulan bertiga dengan kakak dan abangnya untuk menemani ayahnya berobat ke Jakarta. Saat itu, sekitar bulan November 2011, ayah Ina yang sakit cukup keras harus berobat ke Ibu Kota untuk mendapat penanganan medis yang lebih baik. Tentunya sebagai anak yang masih berusia 8 tahun sangat berat harus berada jauh dari kedua orang tuanya. Namun yang membuat saya salut adalah Ina tetap tegar layaknya orang yang sudah berumur dewasa. Kita dapat merasakan betapa berat dan tegarnya Ina pada saat kondisi seperti itu. Bahkan mungkin untuk menghibur dirinya, Ina menulis sebuah puisi yang indah untuk bundanya. Sebuah puisi yang membuat hati semua orang akan tersentuh ketika membacanya.

Dan pada hari ini, minggu 23 September 2012, Ina membacakan puisi tersebut di depan para direksi dan para karyawan tempat ayahnya bekerja di salah satu Bank daerah Provinsi Sumatera Barat setelah mendapat penghargaan sebagai Juara 1 Anak Berprestasi Tingkat Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2011/2012. Ina membaca puisi itu dengan penuh penghayatan dan mendapat sambutan yang hangat dari penontonnya. Dan yang membuat saya salut lagi terhadap Ina adalah dia membaca puisi tersebut dengan sangat baik kembali tanpa ditemani oleh kedua orang tuanya, karena saat ini bundanya yang sedang menunaikan ibadah haji, dan ayahnya yang telah mendahului kita semua pada tanggal 22 Desember 2011. Semoga bunda dan ayah Ina bisa merasakan indahnya ketika Ina membaca puisi ini walaupun tidak secara langsung melihatnya. Berikut isi puisi tersebut.

“Bidadariku”

Dia baik hati, pantang menyerah, dan sabar.

Itulah bidadariku.

Dia menjagaku, dari kecil sampai kini.

Dialah bidadariku.

Dia mengajariku hal baik, bukan hal jahat.

Itu bidadariku.

Dia cantik, lembut, berhati, dan manis.

Seperti bidadariku.

Surga ada dibawah telapak kakinya.

Sebenarnya, bidadariku adalah ibuku.

Selamat Ina..!! Tetap berprestasi dan Bang Rully tunggu puisi-puisi berikutnya…

1348403453629557586

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline