Lihat ke Halaman Asli

Apakah Ekonomi Islam Mengenal Inflasi?

Diperbarui: 20 Desember 2016   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Inflasi senantiasa merupakan ‘hantu’ yang mencekam perekonomian. Inflasi adalah gejala kenaikan harga yang berlangsung secara terus-menerus (Rosyid,2009:131). Kenaikan harga yang berlangsung sekali atau dua kali saja, lalu reda kembali, bukan inflasi namanya. Kenaikan harga insidental seperti ini selalu kita jumpai, misalnya menjelang datangnya bulan suci ramadhan maupun hari raya idul fitri. Menjelang saat istimewah seperti itu, permintaan orang akan barang dan jasa meningkat. Oleh karna supply tidak dapat menyusul demand, maka terjadilah kenaikan harga. Nanti, sesudah lebaran, permintaan masyarakat turun lagi ketingkat normal, dan harga pun turun pula. Yang begini ini bukan inflasi

Jika kenaikan harga itu terjadi terus-menerus, maka itulah yang disebut inflasi. Kita sering mendengar pernyataan : ‘selama setahun ini, tingkat inflasi adalah sekian persen. Pernyataan terjadi inflasi’ selama setahun ini ‘menunjukan bahwa kenaikan harga itu berlangsung terus selama setahun (walau tidak berarti setiap hari atau setiap jam terjadi kenaikan harga).

Kesimpulannya bahwa inflasi harus terdapat 3 hal yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi yaitu :

  • Kenaikan harga
  • Bersifat umum
  • Berlangsung terus-menerus

    Penyebab inflasi

    • menurut ekonomi konvensional Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 3 yaitu:
    • Demand poll inflation
    • Adalah inflasi yang disebabkan oleh kelebihan permintaan produksi. Jenis inflasi ini disebut inflasi permintaan atau inflasi karna tarikan permintaan. Pada inflasi ini ada kecenderungan meningkatnya output (GDP) akan tetapi bila terjadi kekurangan permintaan efekstif dibandingkan kapasitas produksi maka akan terjadi pengangguran.
    • Cost posh inflation
    • Inflasi yang disebabkan karna biaya produksi. Jenis inflasi ini disebut juga inflasi penawaran atau inflasi karna dorongan biaya produksi. Selain itu, jenis inflasi ini dibagi menjadi 2 yaitu inflasi yang disebabkan kenaikan harga bahan-bahan untuk kepentingan proses produksi dan inflasinya disebabakan oleh kenaikan upah atau gaji pegawai.
    • Inflasi campuran
    • Inflasi yang tidak hanya disebabkan oleh kelebihan permintaan efektif (permintaan agregat atau keseluruhan) akan tetapi juga kenaikan biaya produksi (campuran keduanya)
    • Berdasarkan tingkat keparahan
    • Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)
    • Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun)
    • Inflasi berat (antara 30%-100% setahun)
    • Hiperinflasi (diatas 100%)
    • Berdasarkan asalnya
    • Dimestic inflation
    • Inflasi yang ditimbulkan oleh faktor-faktor dalam negeri misalnya karena dafisit anggaran belanja, perluasan kredit, atau panen gagal.
    • Imported inflation
    • Inflasi yang ditimbulkan oleh kenaikan harga barang impor seperti barang konsumsi, modal maupun bahan baku.
    • Menurut ekonomi islam
  • Ekonomi islam Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364M-1441M) salah seorang murid ibn khaldun menggolongkan inflasi dalam dua golongan, yaitu:

    • Natural inflation
    • Jenis inflasi ini disebabkan oleh sebab-sebab alamiah dimana orang mempunyai kendali atasnya (dalam hal mencegah)
    • Human error inflation
    • Inflasi yang diakibatkan oleh kesalahan dari manusia itu sendiri.
    • Human error inflation dapat terjadi karna:
  • Korupsi dan administrasi yang buruk

    Pajak yang berlebihan

    Percetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang berlebihan.

    KEBIJAKAN EKONOMI KONVENSIONAL DALAM MENGATASI INFLASI

    Secara sederhana cara mengatasi inflasi tidak lain dengan mengurangi jumlah uang yang beredar atau menaikan barang yang diperdagangkan.

    Ada 3 kebujakan yang ditempu untuk mengurangi atau menaikkan yaitu:

    • Kebijakan moneter
    • Kebijakan yang berkaitan dengan keuangan da perkreditan dan sasaran utamanya adalah mengurangi jumlah mata uang yang beredar.
    • Kebijakan fiskal
    • Kebijakan ini berkaitan dengan bidang anggaran belanja dan perpajakn yang dilaksanakan oleh kementrian keuangan melalui badan kebijakan fiskal (BKF). Usahanya yakni menurunkan pengeluaran pemerintah, menaikkan pajak.
    • Kebijakan non moneter dan non fiskal
    • Kebijakan dengan menempuh peningkatan hasil produksi, pengendalian harga.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline