Lihat ke Halaman Asli

Skripsi Hilang di UGM

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Sastara Inggris dengan nomor Induk Mahasiswa 11141. Saya angkatan 1998 dan tamat pada tahun 2003 dengan judul skripsi “Humanitarian Life as Seen in Buck’s God’s Men”.  Sajak tahun 2003 saya kemudian menjadi dosen di IAIN STS Jambi.

Saya biasa meminjamkan skripsi saya kepada para mahasiswa yang ingin membacanya. Skripsi itu juga sering dijadikan rujukan bagi para mahasiswa yang menulis skripsi di bidang kesusastraan Inggris yang juga senafas dengan skripsi tersebut. Namun pada tahun 2010 lalu skripsi tersebut hilang entah ke mana.

Saya telah berusaha maksimal untuk mendapatkan kembali skripsi tersebut. Saya coba telusuri kepada mahasiswa yang merasa meminjamnya. Sayangnya saya tidak mencatatkan para peminjam skripsi tersebut karena saya percaya para mahasiswa adalah orang-orang yang bertanggung jawab. Tidak terpikir oleh saya ada mahasiswa yang sengaja ‘menggelapkan’ skripsi tersebut. Namun akhirnya saya harus menerima fakta bahwa skripsi itu lenyap tanpa berita.

Saya sudah lakukan berbagai cara dan menggunakan banyak media untuk medapatkannya kembali. Bagi saya skripsi itu sangat berharga. Harganya tidak hanya sekedar pemenuhan kewajiban sebagai syarat keserjanaan saya di UGM. Dia kemudian menjadi tonggak serjarah kehidupan. Banyak cerita dan kisah perjuangan tertanam di dalam karya ilmiah pertama saya itu. Sehingga dia tidak boleh hilang sampai kapan pun.

Satu-satunya cara untuk mendapatkan skripsi itu tentunya kembali ke UGM. Skripsi tersbut sudah dapat dipastikan ada di perpustakaan jurusan, fakultas,dan universitas karena syarat untuk wisuda harus sudah menyerahkan skripsi kepada beberapa perpustakaan tersebut. Saya pun kemudian memutuskan untuk kembali ke Yogya.

Sebelum ke UGM saya coba metelfon petugas perpustakaan jurusan Sastra Inggris yang diberi nama ‘Rainbow’. Petugas menyatakan bahwa ‘Rainbow’ sudah ‘digusur’ dan semua buku juga skripsi telah dipindahkan ke perpustakaan fakultas. Kemudian saya telfon petugas Perpustakaan Fakultas FIB, ternyata mereka tidak bisa menelusuri data yang ada di system. Mereka hanya meminta “Datang aja Mas. Cari sendiri”.

Saya terbang ke Yogya dan langsung menuju Fakutas Ilmu Budaya. Saya pun menyerahkan buku saya yang berjudul “Primitivisme Intelektual; Kririk Untuk Kaum Terpelajar” sebagai sumbangan kepada almamater. Saya pun kemudian mencoba menelusuri melalui system yang di computer. Saya cari sendiri. Hasilnya nihil! Skripsi tidak tercatat di dalam system yang ada. Saya kemudian mencoba mencarinya dengan manual. Datang ke rak buku yang berisikan skirpsi Jurusan Sastra Inggris.

Saya kaget karena dari sejumlah skripsi yang ada, yang tersedia hanya tahun 2004 ke atas. Skripsi dari tahun 2003 dan sebelumnya tidak saya temukan sama sekali. Saya coba konfirmasi ke petugas yang ada. Tidak ada satu orang petugas pun yang mempu menjawab pertanyaan saya “Dimana fisik skripsi tahun 2003 dan sebelumnya?”. Tidak ada jawaban pasti. Akhirnya saya dibawa ke sebuah gudang. Di sana saya diperlihatkan tumpukan kursi bekas, meja, tumpukan dokumen, dan saya melihat beberapa ikat skripsi tua. Gudang yang sama sekali tidak terawat dan amburadul. Petugas Cuma bilang “kemungkinan di sini, Mas. Kalo mau ya cari sendiri”.

Saya kaget dan kecewa. Bagaimana mungkin ‘UGM” bisa melakukan hal ini. Bagaimana mungkin skripsi bisa hilang begitu saja. Bagaimana jika saya bertanya skripsi pertama mahasiswa sastra UGM? Ini tidak boleh terjadi. Ini sebuah ketidak benaran yang harus dibenahi. Tulisan ini saya sampaikan ke publik juga sebagai pemberitahuan bahwa ada ketidak benaran dokumentasi terhadap karya ilmiah mahasiswa di UGM. UGM, sebagai salah satu universitas besar di Indonesia tidak seharunya melakukan ‘keteledoran’ ini.

Lebih mengecewakan lagi ketika para petugas saling lempar. Petugas perpustakaan fakultas menyalahkan petugas jurusan (Rainbow), dan petugas ‘Rainbow’ merasa telah menyerahkan semua buku dan skripsi ke perpustakaan fakultas. Faktanya, skripsi itu hilang! Tentu saja, tidak hanya skripsi saya sendiri tatapi diyakini semua skripsi mahasiswa Sastra Inggris yang lulus tahun 2003 dan sebelumnya; hilang. Hal ini harus menjadi kekwhatarian kita semua, terutama para alumni.

Melalui tulisan ini saya menghimbau para alumni untuk peduli akan hal ini. Skripsi adalah salah satu karya ilmiah yang tidak boleh hilang di kampus kita. Hilangnya skripsi ini tentu salah satu bentuk ketidakberesan yang harus kita ‘ingatkan’. Semua pihak terkait harus bertanggung jawab!

Saya beruntung mempunyai dosen pembimbing yang baik. Saya mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Mr. Adi Sutrisno, MA yang masih menyimpan skripsi saya dengan baik hingga saya masih memiliki kesempatan untuk memilikinya. “Saya masih menyimpan skripsinya. Ambil ke rumah. Bawa aja, Mas”. Alham dulillah. Namun tentu saja, saya tetap saja kecewa dengan apa yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Budaya; perpustakaan. Semoga tulisan ini bermanfaat, amiin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline