Lihat ke Halaman Asli

Mikchel Naibaho

Pembaca. Penjelajah. Penulis

Perjuangan Atlet dan Kita dari Kejauhan

Diperbarui: 28 Agustus 2018   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : kompas.com

Pencapaian tim Indonesia di Asian Games 2018, sejauh ini telah melampaui target. Panitia, Pelatih, Atlet, dan semua orang yang terlibat patut diapresiasi. Sudah banyak memang pujian dihaturkan, tetapi tak sedikit juga yang melontarkan cacian.

Setiap lini kehidupan ini mungkin memang begitu. Ada yang berpikiran dan bertindak positif, sebagian lagi negatif.

Ada yang memberi dukungan, sebagian lagi sibuk mengkritik tanpa pernah mencoba berempati. Mengharapkan setiap manusia melakukan seperti apa yang kita mau, mustahil bisa tercapai.

Tetapi untuk kali ini, untuk Asian Games, tidak bisakah kita sepakat untuk bicara dan bertindak positif atas pencapaian atlet kita?

Para atlet yang bertanding adalah yang terbaik di bidang olahraga yang ditekuninya. Beberapa di antara mereka mengalahkan ribuan pesaing untuk bisa bergabung di tim nasional.

Sebagian di antara mereka berasal dari pelosok Tanah Air -- yang membutuhkan perjuangan keras dan panjang untuk bisa mengharumkan nama bangsa. Dan sudah biasa kita dengar, untuk bisa mewakili Indonesia di perhelatan internasional, seorang harus bersaing dulu di tingkat provinsi.

Untuk mewakili provinsi, melalui persaingan ketat antar kabupaten, yang sebelumnya juga harus bersaing di tingkat kecamatan.

Yang paling 'pahit', melalui itu semua terkadang atlet harus merogoh kantong pribadi. Belum lagi atlet harus memikirkan masa depannya.

 Menghadapi pro-kontra di keluarga atas keputusannya memilih menjadi atlet, pasti membutuhkan energi besar.

Mempertimbangkan perjuangan atlet itu, layaklah kita untuk mengapresiasi pencapaian mereka di Asian Games ini. Jangan ada lagi cacian dan komentar bernada negatif di akun media sosial mereka.

Yang perlu kita lakukan, terus mendukung mereka agar semakin berkembang kemampuan dan mentalnya. Kalau itu tidak bisa dilakukan, lebih baik diam daripada menjatuhkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline