Pada Era Jokowi ini gencar gencarnya pembangunan infrastruktur salah satu nya adalah jalan tol atau jalan bebas hambatan. Jalan tol adalah salah satu tolakukur sejauh mana kemajuan ekonomi di sebuah bangsa, makro dan mikro.
Disisi lain pembangunan jalan tol adalah upaya pemerintah sebagai perwujudan dalam mobilitas akses masyarakat baik dari segi ekonomi dan sosial dengan lebih efisien. Jalan tol merupakan project yang ditunggu -- tunggu untuk mengurangi kemacetan dan menjadi suatu investasi sumber dana bagi negara.
Salah satu Mega Project jalan tol di Indonesia yang sedang dikebut pengerjaannya dan hangat dibicarakan oleh pemerintah adalah Project Jalan Tol Trans Jawa. Jalan tol ini membentang dari Merak Banten di ujung barat hingga Banyuwangi di ujung timur sepanjang 1.150 km. Project telah di mulai sejak era Pemerintahan Presiden Soeharto dan dilanjutkan periode ke periode oleh presidena selanjutnya dan di targetkan rampung pada tahun 2021.
Berikut data dan strategi pemerintah dalam mewujudkan jalan tol trans jawa dengan membaginya per-segmen Pembangunan jalan tol trans Jawa dibangun di atas 10 ruas jaringan tol, yakni Cikampek - Palimanan ( 892 ha), Kanci-Pejagan (279 ha), Pejagan-Pemalang (380 ha), Pemalang-Batang (134 ha), Batang - Semarang (476 ha), Semarang-Solo (804 ha), SoloNgawi-Kertosono (1.018 ha), Kertosono-Mojokerto (294 ha), dan Mojokerto-Surabaya (356 ha). Berdasarkan penghitungan BPJT dalam membangun Tol Trans-Jawa diperlukan dana Rp 40 triliun lebih, tercakup di dalamnya kebutuhan pembebasan lahan sebesar Rp 4 triliun.
Dari Pembiayaan Pembangunan Jalan Tol yang sangat luar biasa ini apakah akan seterusnya berdampak baik pada masyarakat ? Mari kita ulas
Sebelum membahas apa saja dan bagaimana penjelasan eksternalitas negatif yang diakibatkan dari pembangunan jalan tol trans jawa ini. Kita cermati terlebih dahulu apa sih pengertian eksternalitas itu ? Eksternalitas adalah biaya atau beban atau peluang yang harus ditanggung atau manfaat langsung maupun tidak langsung yang diberikan dari suatu pihak akibat dari suatu aktivitas. Eksternalitas juga sering disinggung saat muncul dampak negatif maupun positif dari suatu kegiatan ekonomi.
Eksternalitas memiliki dampak negatif dan positif, namun pada pembahasan kali ini akan lebih mengulas eksternalitas negatif pada pembangunan jalan tol trans jawa. Dilihat dari sisi berkelanjutan, yaitu stabilitas Lingkungan, Ekonomi, dan Sosial yang terdampak dengan adanya pembangunan jalan tol trans jawa ini.
Diawali dengan ekternalitas negatif pada saat proses pembangunan jalan tol. Mempengaruhi kesejahteraan. Proyek jalan tol trans jawa ini adalah proyek yang sangat besar dan pasti juga akan melibatkan masyarakat luas. Dimana masyarakat diharuskan bersentuhan langsung dengan proses pembangunan jalan tol ini. Seperti contoh nya dalam beberapa kurun waktu selama pengerjaan pembangunan jalan tol dampak negatif pada masyarakat seperti :
- Kerusakan Infrastruktur, karena truk pengangkut material.
- Tanah nya yang menjadi labil, banyak jalan yang lubang dan ambles.
- Polusi Udara turut menghiasi pengerjaan di sekitar proyek.
- Kesehatan terganggu, iritasi mata dan juga gangguan pernafasan.
- Kebisingan dan Kemacetan pada waktu tertentu
Kurang lebih eksternalitas negatif saat proses pembangunan mega proyek jalan tol trans jawa seperti itu, sekarang beralih dengan eksternalitas negatif setelah proyek jalan tol ini rampung/usai dikerjakan oleh pemerintah.
Dampak Terhadap Lingkungan.
Pertama, Pembangunan jalan tol adalah pembangunan yang membutuhkan lahan yang secara luas dan secara langsung akan berdampak pada susunan tata ruang lahan pertanian terutama secara keseluruhan di Pulau Jawa. Pembangunan Jalan tol trans-Jawa akan mengonversi 655.400 hektar lahan pertanian. Hal ini tentunya menjadi ancaman bagi ketahanan pangan nasional mengingat Pulau Jawa adalah pemasok 53% kebutuhan pangan Nasional.