Cara pengadukan sangat mempengaruhi kualitas beton cor yang dihasilkannya. Homogenitas atau adukan yang merata, dan plastisitas menjadi ukuran sukses tidaknya hasil pengadukan beton. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil adukan mutu beton adalah alat atau metode yang digunakan, lama pengadukan, serta campuran material bahan bangunan beton itu sendiri.
Mesin pengaduk beton dapat dibedakan menjadi dua, yakni mesin aduk mobile (yang bisa dipindah-pindahkan) dan mempunyai kapasitas kecil yang disebut molen atau mixer, dan mesin aduk stasionet yang biasanya mempunyai kapasitas besar (batching plant).
Berdasarkan arah perputaran batch-nya, mesin aduk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu mesin aduk yang berputar vertikal, mesin aduk yang berputar mendatar atau horizontal, serta mesin aduk yang berputar miring. Mesin aduk vertikal dan miring biasanya dipakai untuk pengerjaan di lapangan, sedangkan yang berputar horizontal biasanya digunakan di laboratorium.
Secara umum, mesin pengaduk beton tersebut harus diputar sesuai dengan kecepatan yang direkomendasikan oleh pabriknya. Biasanya, rekomendasi ini tercantum dalam manual book yang disertakan saat pembelian. Mengenai durasi pengadukan dihitungan setelah semua komposisi bahan tercampur ke dalam mixer. Sebagai acuan, berikut tabel waktu pengadukan minimal berdasarkan standar ASTM C.94 dan ACI 318.
Kapasitas Mixer (m3) Waktu 0,8 – 3,1 1 menit 3,8 – 4,6 2 menit 7,6 3 menit
Menurut SK. SNI. T-28-1999-03 Ps (3.3.3), waktu pengadukan minimal untuk campuran beton yang volumenya lebih kecil atau sama dengan 1 m3 adalah 1,5 menit. Jika ada penambahan setiap 1 m3 maka akan ditambah durasi pengadukan 0,5 menit dan ditambah lagi 1,5 menit setelah semua bahan tercampur.
Kualitas beton cor hasil adukan ini dipengaruhi oleh lamanya waktu pengadukan. Jika terlalu sebentar, komposisi bahan beton tidak tercampur secara merata, sehinga antar bahan tidak terikat sempurna. Sebaliknya, jika pengadukan terlalu lama akan mengakibatkan naiknya suhu beton, keausan pada agregat hingga pecah, adukan menjadi kering sehingga dibutuhkan penambahan air, bertambahnya nilai slump, juga menurunkan kekuatan dan mutu beton. sumber: www.sementigaroda.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H