Lihat ke Halaman Asli

Bagus Wahyu

Calon S.Psi

Peran Motivasi Belajar dalam Mengurasi Prokrastinasi Akademik

Diperbarui: 24 Juni 2024   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri Gambar 1-Psikoedukasi Prokastinasi Akademik 

Peran Motivasi Belajar dalam Mengurangi Prokrastinasi Akademik 

Surabaya, 17 Mei 2024. KKN (Kuliah Kerja Nyata) 

 

            Di zaman pendidikan modern ini, prokrastinasi akademik telah menjadi masalah yang cukup mengkhawatirkan bagi pelajar di berbagai tingkatan. Kebiasaan menunda-nunda tugas dan pekerjaan akademik ini tidak hanya berdampak buruk pada performa akademik, tetapi juga bisa memicu stres, kecemasan, dan depresi pada pelajar.

Istilah prokrastinasi pertama kali digunakan oleh Brown dan Holtzman (dalam Santoso, 2009) untuk merujuk pada kecenderungan menunda-nunda tugas atau pekerjaan. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti "mendorong maju" dan akhiran crastinus yang berarti "hari esok." Jadi, secara harfiah, prokrastinasi berarti menunda sesuatu hingga hari berikutnya (Milgram, 1996). Grecco (dalam Santoso, 2009) mendefinisikan prokrastinasi sebagai perilaku seseorang yang menunda pekerjaan penting tanpa alasan yang masuk akal dan tidak pada waktu yang ditentukan.

Ellis dan Knaus (dalam Santoso, 2009) menambahkan bahwa prokrastinasi adalah kebiasaan menunda-nunda yang tidak produktif dan seringkali disebabkan oleh rasa takut gagal atau keyakinan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan sempurna. Pelaku prokrastinasi ini disebut prokrastinator. Menurut Popoola (dalam Santoso, 2009), prokrastinator adalah seseorang yang tahu apa yang ingin dilakukan dan tahu bahwa dia mampu melakukannya, tetapi belum juga melakukannya.

Milgram, Mey, dan Levison mengidentifikasi prokrastinasi akademis sebagai salah satu dari lima tipe prokrastinasi yang ada. Empat tipe lainnya adalah prokrastinasi umum atau rutin, prokrastinasi dalam pengambilan keputusan, prokrastinasi neurotis, dan prokrastinasi kompulsif atau disfungsional. Karakteristik unik dari prokrastinasi akademis adalah bahwa perilaku menunda-nunda ini khusus terjadi dalam konteks tugas-tugas akademis (dalam Rizki, 2009).

                         

Dokpri Gambar 2 -- Penjelasan Poster Prokrastinasi Akademik

Melalui program MBKM, Bagus Wahyu Tri Cahyono Mahasiswa fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang didampingi oleh dosen pembimbing Ibu Nindia Pratitis, S.Psi., M.Psi., Psikolog memberikan penyuluhan tentang Prokrastinasi Akademik kepada Anak-anak di LKSA Pesantren Bismar Al Mutaqim. Program penyuluhan ini dilaksanakan pada Senin (17/05/2024) di LKSA Pesantren Bismar Al Mutaqim, dengan tujuan untuk membantu memaksimalkan nilai Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik, dan mengembangkan strategi dan intervensi untuk mengurangi prokrastinasi akademik dan meningkatkan kinerja akademik serta kesejahteraan anak anak. bagi anak-anak di LKSA Pesantren Bismar Al Mutaqim. Kegiatan ini dibuka dengan pengisian pre-test untuk mengukur pengetahuan sebelum sesi penyuluhan dilakukan. Baru kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti yaitu penyampaian materi terkait dengan Prokrastinasi Akademik dan bagaimana cara mengatasi prokrastinasi akademik. Selanjutnya, pemateri juga tidak lupa memberikan sedikit gambaran kepada audience terkait dengan bentuk-bentuk dampak jika tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Dengan penyampaian materi tersebut diharapkan anak-anak dapat mendapatkan nilai dengan lebih baik. 

 

Kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab antar pemateri dengan audiens yang bertujuan untuk merespon pemahaman peserta setelah diberikan materi penyuluhan. Para audiens mengikuti kegiatan penyuluhan dengan aktif, mereka aktif bertanya dan berdiskusi. Di akhir acara, diberikan post-test untuk mengukur pengetahuan peserta setelah dilakukan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan ini ditutup dengan penempelan poster yang berisikan materi singkat terkait dengan penyuluhan yang dilakukan. Manfaat dari program ini dapat memperbaiki hubungan interpersonal yang rusak. Serta meningkatkan rasa percaya diri dan kepercayaan diri dan mengurangi tingkat kecemasandalam pengerjaan tugas mereka. Selain itu juga diharapkan membangun semangat belajar yang kuat untuk hubungan yang sehat dan berkelanjutan bagi anak-anak di LKSA Pesantren Bismar Al Mutaqim.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline