Lihat ke Halaman Asli

Keindahan dan Sejarah Taman Keukenhof Belanda: Destinasi Wisata Bunga Terbesar Dunia

Diperbarui: 29 Mei 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan kamu berada di sebuah taman megah yang menjadikan setiap langkah kaki bagaikan perjalanan melintasi waktu, dan setiap sudutnya menimbulkan rasa penasaran yang menunggu untuk dipuaskan. Taman Keukenhof, keajaiban Belanda yang memikat para tamu dengan kemegahan bunganya yang terkenal. Dalam artikel ini, kita akan mempelajari kisah masa lalu dan kisah menarik di balik lahirnya taman bunga paling indah di planet ini.

Awal Mula Berdirinya Taman Keukenhof Belanda

Taman Keukenhof, taman tulip tersohor di dunia, memiliki masa lalu yang panjang dan menakjubkan sejak abad ke-15. Dulunya, lahan Taman Keukenhof merupakan bagian dari kawasan Kastil Teylingen dan berfungsi sebagai area berburu. Countess Jacoba van Beieren, yang tinggal di Kastil Teylingen, mendirikan kebun herbal di dekat dapur kastil, sehingga diberi nama "Keukenhof" yang berarti "halaman dapur" atau "taman dapur".

Sekelompok 20 penggarap dan pengirim bunga umbi terkemuka, bersama Walikota Lisse pada saat itu, menyusun rencana untuk mengubah kawasan Keukenhof menjadi tempat untuk memamerkan mekarnya musim semi. Pada tahun 1950, taman ini menyambut tamu pertamanya dan langsung menarik lebih dari 200.000 pengunjung pada tahun perdananya.

Keukenhof, tempat wisata terkenal di Belanda selalu menarik pengunjung dari seluruh dunia. Selama delapan minggu pada musim semi, taman ini menampilkan florikultura Belanda terbaik, sehingga para petani dapat menyajikan rangkaian bunga mereka yang mengesankan. Dengan 7 juta bunga yang mekar termasuk Tulip, Bakung, Eceng Gondok, dan Sakura, taman seluas 32 hektar ini menampilkan keindahan alam yang menakjubkan.

Bunga Mekar Legendaris Keukenhof: Kisah Berbagai Jenis Bunga

(Pixabay/WaridiWanjiku)

 Daya tarik sebenarnya dari tempat ini adalah pemandangan indah bunga tulip, serta bakung dan eceng gondok, yang menarik lebih dari 1,5 juta pengunjung tiap musim semi selama delapan minggu.

Dari asalnya di Asia Tengah dan Trkiye, bunga tulip telah mendapat tempat khusus di hati orang Belanda. Semuanya dimulai ketika bunga-bunga cerah ini pertama kali diperkenalkan ke Kebun Raya Leiden. Seketika menarik kekaguman orang Belanda, bunga tulip menjadi diidam-idamkan semua orang. Tren peminat bunga ini mencapai puncaknya pada era Tulipomania tahun 1634-1637, karena permintaan bunga tulip yang tinggi maka menyebabkan harga meroket.

Desain Keukenhof, yang memadukan sejarah dengan lanskap modern, merupakan fitur yang menonjol. Awalnya dibuat oleh J.D. dan L.P. Zocher pada abad ke-19, tata letaknya tetap menjadi tulang punggung taman. Struktur ini menjadi tempat bagi lebih dari 7 juta umbi untuk ditanam setiap tahunnya, menciptakan rangkaian warna menakjubkan setiap musim semi.

Pesona Keukenhof terletak pada perawatan bunganya yang cermat. Setiap tahun, 40 tukang kebun menanam jutaan umbi bunga, dimulai pada bulan Desember hingga siap dinikmati pengunjung tiga bulan kemudian. Uniknya, bunga tulip yang paling banyak dicari adalah bunga tulip yang belum mekar, bukan bunga tulip yang sudah berbunga sempurna. Segera setelah bunga tulip mulai mekar, ujung bunga tulip dipotong untuk mendorong pertumbuhan baru.

Bunga tulip di Keukenhof unik karena susunannya yang luas dan penataannya yang cermat. Dengan hampir 800 jenis yang berbeda, taman ini tidak hanya menampilkan keindahan bunga-bunga tersebut, tetapi juga kemajuan dalam teknik penanaman umbi. Tulip, bersama dengan bunga-bunga lain yang mekar di taman, ditanam dengan perawatan khusus untuk menjamin mekarnya bunga terus-menerus sepanjang masa operasional taman yang akhirnya membentuk sebuah mahakarya dinamis yang berkembang setiap hari.

Seni dan Desain Khas Ala Taman Keukenhof

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline