Sewaktu kita dalam masa pertumbuhan, orang tua kitalah menjaga betul tumbuh kembang kita. Mempersiapkan segala yang menunjang masa depan buah hati yang kelak menjadi kebanggaan keluarga. Pada gilirannya di kemudian hari kitalah sosok yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan masa depan anak-anak kita sekarang.
Zaman sulit sekalipun jika kita sudah menjadi orang tua maka kebutuhan untuk anak-anak adalah perioritas yang paling awal. Dengan menerapkan strategi atau kiat-kiat sederhana, kita menginginkan segala sesuatu yang menyangkut keperluan masa depan anak-anak beres sejalan dengan usia mereka. Dan bukan tanpa halangan yang berarti bahwa kebahagiaan kita menyaksikan keberhasilan anak-anak adalah jawaban atas pertanyaan sederhana: apa yang bisa kita rencanakan untuk masa depan anak-anak?
Tidak ada kebahagiaan tanpa perjuangan. Tidak ada pula perjuangan tanpa tekad yang kokoh. Dan mana mungkin tekad yang kokoh dimiliki oleh mereka yang telah menjadi orang tua yang tidak berfikir panjang bahwa anak-anak mereka kelak akan menjalani persis yang kita jalani sekarang. Intinya berfikir rasional bagaimana merencanakan yang terbaik untuk anak-anak.
Para orang tua ada yang berfikir berdasarkan tingkat usia, pendidikan, atau keyakinan terdalam tentang suatu hal (baca;budaya). Mereka bertindak sebagaimana konsep berfikir yang matang. Dan tidak jarang mereka yang berlatar belakang perekonomian kurang beruntung menganggap perencanaan tidaklah penting. Tapi menterengnya karir mengingatkan sebagian besar orang tua jika bahwa zaman/kondisi ketika anak-anak dewasa dimulai sejak mereka kecil. Artinya mereka telah dipersiapkan menyongsong masa depan yang pasti dan tentunya gemilang.
Dalam artikel pendek ini saya akan berbagi tentang perencanaan terbaik untuk anak-anak yang kini sedang tumbuh mendekati cita-cita yang berada di langit benak mereka.
Perencanaan yang baik selalu diawali dengan pertanyaan: apa sih yang mereka butuhkan? Baik kebutuhan jangka pendek, menengah atau panjang. Bagi orang tua yang anak-anaknya masih sekolah, jelaslah kebutuhan mereka adalah seputar sekolah, dunia pendidikan mereka. Biaya pendidikan yang kian mahal dan bagaimana menyiasati itu. Pendidikan era terbuka seperti sekarang ini membuka luas bagi siapa saja. Bahkan pendidikan bukanlah sesuatu yang dianggap ekslusive, yang hanya kalangan tertentu yang dapat mengakses.
Sekolah sebagai rumah kedua anak-anak menimba ilmu pengetahuan terbagi ke dalam dua jenis: sekolah swasta dan sekolah negeri. Para orang tua bisa menentukan di sekolah yang tepat untuk anak-anak mereka. Sekolah negeri saat ini tidak dipungut biaya. Sepanjang mereka menempuh pendidikan di sekolah, fasilitas-fasilitas pendidikan disediakan gratis. Namun gratisnya mereka sekolah jangan juga dianggap sebagai keberuntungan oleh orang tua. Itu sifatnya sementara. Setelah mereka lulus dan naik jenjang berikutnya apakah ada jaminan mereka dapat sekolah di negeri lagi.
Perencanaan terbaik untuk para orang tua yang anak-anaknya sekolah di negeri adalah dengan menyisihkan sebesar iuran tingkatan kelas mereka berada. Kalau saat itu siswa kelas satu SD di sekolah swasta dikenakan iuran per bulan sebesar Rp. 150.000, maka setiap bulan orang tua menyisihkan biaya sebesar itu yang bisa dialokasikan sebagai tabungan pendidikan anak. Hal ini juga bisa berlaku untuk semua tingkatan kelas dan tingkatan pendidikan.
Dengan begitu meski pendidikan gratis para orang tua telah menyisihkan uang selama anak-anak mereka menuntaskan masa pendidikan. Besaran uang yang dikumpulkan per bulan itu jika ingin memperoleh masa manfaat yang besar dikemudian hari, para orang tua bisa menginvestasikan besaran uang yang tercapai ke dalam rekasadana (paket investasi resmi) atau logam-logam mulia. Sebab nilai mata uang/manfaat mata uang sejalan dengan tingkat inflasi yang berlaku.
Lalu bagaimana dengan para orang tua yang anak-anaknya bersekolah di swasta? Karena mereka telah memilih sekolah swasta dengan resiko iuran sekolah yang berbayar, maka mereka menyiapkan dana dalam jumlah yang banyak. Dan kesiapan dana pendidikan berjangka tertentu bisa mereka peroleh dari menyisi hkan uang sebesar iuran sekolah yang berlaku pada masa anak-anak sekolah.
Para orang tua tidak hanya bertanggung jawab terhadap persiapan keuangan pendidikan anak-anak. Mereka juga bertanggung jawab terhadap akses pendidikan berikutnya dan keterbukaan informasi untuk pengembangan potensianak-anak. Mengenali lembaga pendidikan yang bermutu bukanlah hal yang mudah. Kita perlu mencermati proses yang terjadi dalam lembaga pendidikan yang akan kita pilih. Selain mutu tenaga pengajar yang tersedia, muatan kurikulum yang digunakan perlu sekang sama diamati.