Lihat ke Halaman Asli

Tantangan dan Peran Indonesia dalam Perubahan Iklim Dunia

Diperbarui: 26 Agustus 2017   05:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah utama dunia di masa depan selain kekurangan pasokan makanan dan kemanuasiaan adalah terjadinya perubahan iklim. Tanda-tanda menuju ke arah sana sudah tampak jelas. Di kutub utara dan selatan bumi, tudung es mulai mencair. Beberapa gunung es terkikis perlahan untuk kemudian menghilang dan rata bersama permukaan.

Suhu di lautan meningkat karena dampak efek rumah kaca menyebabkan banyak ikan mati dan terdampar di daratan. Di daratan sendiri mengalami kekeringan yang berkepanjangan sehingga bahan makanan menipis dan kelaparan. Penyebaran wabah penyakit berbahaya dan aneh tiba-tiba muncul padahal sebelumnya tak sekalipun pernah terjadi.

Di Indonesia, dampak perubahan iklim berdampak luas salah satunya sebagai negara kepulauan akan mengalami pengurangan total garis pantai disebabkan air laut naik.  Gelombang badai (storm surge); pasang surut, serta variabilitas iklim ekstrem seperti La Nina yang termodulasi oleh kenaikan tinggi muka laut punya andil dan peran dalam penggenangan air laut di pesisir. Hal tersebut di atas berdasarkan data kajian dari Bappenas (ICCSR, 2010) dan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) pada tahun 2011.

Naiknya rata-rata permukaan air laut ini tercatat sebesar 1,7 mm per tahun secara global, terjadi dalam beberapa dekade belakangan dengan kenaikan tinggi muka laut yang berubah-ubah. Dampak signifikan dari bertambahnya permukaan air laut yang berubah-ubah ini adalah adanya perubahan pola arus laut. Di samping itu juga akan memunculkan potensi terjadinya erosi, mereduksi wetland (lahan basah) di sepanjang pantai perubahan garis pantai, dan meningkatkan laju intrusi air laut terhadap aquifer daerah pantai.

Beberapa musibah banjir yang terjadi di banyak wilayah Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perubahan iklim ini. Seiring dengan adanya peningkatan tinggi permukaan air laut ditambah dengan curah hujan yang sangat tinggi, banjir di daratan tak bisa dihindari lagi potensinya. Hal ini diperparah dengan minimnya daerah resapan air, pendangkalan area sungai, dan minimnya kesadaran masyarakat akan bahaya membuang sampah sembarangan.

DKI Jakarta punya semua aspek untuk disebut sebagai daerah yang berpotensi mengalami banjir ekstrem itu. Lihat saja bagaimana baniir besar selalu datang di tiap tahunnya. Selain karena secara geografis letaknya di daerah pesisir yang bersinggungan dengan laut, kontur tanahnya banyak yang lebih rendah daripada laut. Dampak yang lebih besar dari bencana tersebut untuk kota-kota admintratif yang berada di pesisir pantai berefek negatif pada perekonomian.

Imbasnya perubahan iklim dapat berpengaruh ke berbagai sektor riil. Beberapa kajian yang telah dilakukan baik oleh pemerintah dan lembaga swadaya, perubahan iklim punya jangka waktu yang tidak pasti volumenya. Namun tanda-tanda terjadinya sudah tampak di lingkungan sekitar kita. Dibutuhkan perumusan kebijakan yang akurat untuk menanggulangi permasalahan yang akan muncul di masa depan.

Tantangan yang harus dihadapi tentu beraneka ragam. Beberapa tahun belakangan negara tetangga Singapura dan Malaysia protes keras oleh ekspor asap yang dihasilkan dari pembakaran lahan di Riau dan sekitarnya. Pengetahuan masyarakat tentang dampak pemanasan global (selain asap) atas pembakaran lahan belum benar-benar optimal. Karena mereka menganggap cara paling murah untuk membuka lahan perkebunan adalahvdengan membakar hutan.

Minimnya sumber daya di bidang pangan dipastikam akan menyumbang masalah kemanusiaan. Kelaparan atau kekurangan pasokan makanan misalnya. Pemerintah harus mewaspadai gejala global yang juga mengembangkan pangan alternatif. Perubahan iklim mengubah produktitifitas tanaman seperti gagal panen karena kemarau panjang atau wabah hama misterius. Dampak sosial lainnya akan saling berkaitan satu sama lain.

Indonesia sebagai negara dengan bibir pantai yang cukup panjang di dunia ditambah pemilik hutan sebagai paru-paru dunia harus tampil sebagai leader untuk menyelamatkan ekosistem dan peradaban manusia. Caranya ikut andil dalam perundingan-perundingan perubahan iklim dan pemanasan global di tingkat dunia. Semakin berkembangnya teknologi memudahkan pemerintah menjalin kerja sama dengan negara lain agar turut andil menyelamatkan bumi dari kepunahan dan kerusakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline