Lihat ke Halaman Asli

Bagus Rachmad Saputra

Alumni Program Studi S2 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang

Menjadi Guru Merdeka di Era Merdeka Belajar

Diperbarui: 31 Oktober 2022   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pribadi

Kebijakan merdeka belajar menjadi tantangan bagi guru tidak hanya memberikan kebebasan belajar pada peserta didik namun juga bagaimana menciptakan strategi implementasi merdeka belajar yang ideal.

Namun seringkali ada persepsi yang kurang pas dari implementasi merdeka belajar pada aktivitas pembelajaran di sekolah.

Seringkali merdeka belajar dianggap sebagai kebebasan belajar yang belum sesuai dengan konsep dari merdeka belajar itu sendiri.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Tim Pengabdian Departemen Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Malang menggelar kegiatan pendampingan kepemimpinan pembelajaran dalam memfasilitasi kemerdekaan belajar.

Ketua Tim Pengabdian, Prof. Dr. Maisyaroh, M.Pd menjelaskan bahwa merdeka belajar bukan sepenuhnya belajar dengan bebas.

Tapi bagaimana guru bisa menjadi guru yang merdeka dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang ideal dalam memfasilitasi belajar peserta didik.

Diharapkan dengan adanya merdeka belajar mendorong semangat dan kreativitas guru dalam merancang aktivitas pembelajaran yang menyenangkan dan membantu peserta didik meningkatkan prestasi belajarnya.

"Merdeka belajar merupakan fasilitasi pilihan pada guru untuk merumuskan sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan rekonstruktif," tutur Maisyaroh.

Maisyaroh menekankan kegiatan pendampingan kepada guru dalam memahami kebijakan merdeka belajar ini ada dua poin penting yang diharapkan bisa terlaksana dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline