Di belahan penjuru dunia, sepak bola merupakan olahraga yang paling digemari oleh masyarakat. Sepak bola bukan hanya sekadar hiburan namun juga menjadi pertaruhan identitas setiap kelompok masyarakat.
Di berbagai negara pasti ada persaingan antar tim yang saling beradu gengsi sebagai rival sekota maupun daerah. Persaingan yang berangkat dari perbedaan kelas sosial, pandangan politik, agama, hingga adu gengsi kultur budaya masing-masing daerah menjadi bumbu-bumbu pertandingan yang berjalan dengan sengit dan keras.
Hal ini merujuk pada etimologis bahasa mengenai pengertian derby itu sendiri. Derby dalam bahasa Inggris disebut dengan dar-bee atau dalam bahasa Amerika Serikat disebut dengan der-bee memiliki makna sebagai sebuah kontes atau pertandingan dua rival dalam satu daerah yang sama (Pandit Football, 2016). Tak terkecuali di Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya begitu fanatik akan sepak bola.
Derby yang tersaji di Indonesia menarik sekaligus pelik, tak ayal berujung pada tindakan anarkis karena begitu panasnya aroma rivalitas yang tersaji tidak hanya di dalam lapangan tapi juga di luar lapangan.
Derby yang terjadi di Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan derby di negara lain yang terjadi dalam satu kota. Derby di Indonesia justru tersaji karena adanya persaingan antar daerah dan juga sejarah di masa lalu yang menjadi bumbu panas setiap pertandingan akan digelar. Berikut tiga derby terpanas klub sepak bola di Indonesia yang eksis hingga sekarang dan selalu menyedot perhatian publik pecinta sepak bola tanah air.
Derby Indonesia (Persija Jakarta vs Persib Bandung)
Derby Indonesia atau biasa disebut dengan El Clasico-nya Indonesia mempertemukan dua tim tradisional Indonesia di era perserikatan hingga era modern saat ini. Dua tim tersebut yakni Persija Jakarta dan Persib Bandung, rivalitas keduanya sering kali diiringi konflik di luar lapangan antar pendukung masing-masing tim.
Tak jarang pertandingan kedua tim tersebut terpaksa dilakukan di tempat netral atau digelar tanpa penonton karena tidak diizinkannya pertandingan tersebut oleh aparat keamanan di kota masing-masing.
Rivalitas keduanya semakin sengit sejak kompetisi di tanah air dikemas dalam kompetisi sepak bola profesional sejak awal 2000-an. Persija dengan pendukung mereka yang fanatik, The Jakmania mewakili daerah metropolitan dan sebagai daerah ibu kota yang begitu modern.
Sementara Persib adalah representasi dari masyarakat Jawa Barat dibidang olahraga sepak bola. Sehingga jangan heran jika pendukung Persib Bandung yang menamakan dirinya sebagai Bobotoh atau Viking menyebar di seluruh Jawa Barat bukan hanya diwilayah Bandung.
Laga derby Indonesia dipastikan berjalan seru dan sengit selama 90 menit penuh, tak ayal pemain dari kedua kesebelasan menyuguhkan permainan yang keras guna saling mengalahkan satu sama lain.
Hanya rivalitas keduanya sering kali tercoreng dengan aksi anarkisme kedua pendukung tim tersebut yang tak jarang berujung pada aksi kekerasan yang menghilangkan nyawa. Upaya damai yang dilakukan oleh PSSI dan masing-masing ketua kelompok suporter kedua tim belum membuahkan hasil yang nyata di akar rumput.