Lihat ke Halaman Asli

Bagus Rachmad Saputra

Alumni Program Studi S2 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang

Mengemas Pembelajaran Jarak Jauh Menjadi Kreatif dengan Blended Learning

Diperbarui: 8 Oktober 2020   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi virus Covid 19 yang mewabah di Indonesia sejak bulan Maret lalu. Berdampak pada aktivitas pembelajaran di sekolah yang terpaksa dilakukan secarang daring. Guna mencegah penyebaran virus Covid 19 dilingkungan sekolah. Tentu pelaksanaan pembelajaran daring tidak serta merta mudah diterapkan begitu saja. Perlu adanya kesiapan guru dalam memahami dan menfaatkan teknologi guna mengimplementasikan pembelajaran daring.

Ternyata masih banyak ditemui kendala yang dialami oleh guru dalam mengaplikasikan rencana pemebalajaran yang telah disusun ke dalam pembelajaran daring. Juga masalah kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi yang masih perlu membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan model pembelajaran daring. Berangkat dari permasalahan tersebut tim pengabdian yang terdiri dari dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP Universitas Negeri Malang melaksanakan program pengabdian untuk membantu guru dalam memahami dan melaksanakan pembelajaran daring melalui blended learning.

Ketua tim pengabdian, Dr. Mustiningsih, M.Pd pada kegiatan pengabdian yang dilakukan beberapa waktu lalu (27/9),  diikuti oleh guru-guru se Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Mengatakan pengabdian yang dilakukan oleh timnya merupakan bentuk tanggungjawab keilmuan untuk membantu guru dalam memecahkan masalah pembelajaran selama masa pandemi. Mustiningsih mengatakan jika model blended learning merupakan model perpaduan pembelajaran jarak jauh dengan tatap muka.

Model blended learning dirancang dengan membagi masa pertemuan guru dengan peserta didik. jika pembelajaran daring dilakukan selama satu semester penuh disela-sela minggu dapat disisipkan satu sampai tiga hari pembelajaran tatap muka. Namun tatap muka tersebut dilakukan sesuai dengan izin dari pemerintah daerah setempat dan juga persetujuan wali murid melalui protokol kesehatan yang ketat. Bentuk yang ditawarkan tim dosen tersebut yakni model pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi Google Classroom sebagai model dari pembelajaran blended learning.

Menurutnya model tersebut dapat diterapkan selama masa pandemi ini dengan memperhatikan kondisi dan situasi lingkungan sekolah. Termasuk menyiapkan protokol kesehatan jika dimungkinkan untuk bertatap muka. Wanita yang juga ketua Jurusan Administrasi Pendidikan itu menyadari jika pembelajaran bukan sekedar menyampaikan materi pelajaran namun juga ada internalisasi nilai-nilai karakter dari guru ke peserta didik yang tidak bisa dilakukan secara daring.

“Harapan kita melalui kegiatan pengabdian ini, guru-guru terbantu dalam melaksanakan pembelajaran daring ditengah pandemi seperti saat ini. Tentunya tidak sekejap bisa dilaksanakan namun dapat dilakukan secara bertahap. Salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi yang kita sampaikan pada guru-guru,” tutur Mustiningsih.

Model blended learning diharapkan dapat menjadi solusi dari keresahan guru dalam melaksanakan pembelajaran daring. Apalagi belum bisa dipastikan kapan pandemi akan berakhir maka guru-guru perlu terus mendapat pembinaan terkait dengan model pembelajaran daring yang dirasa efektif diterapkan di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline