Lihat ke Halaman Asli

Bagus PutraW

Mahasiswa

Cie.. Cemas Menunggu Arah Koalisi Ya...

Diperbarui: 9 Agustus 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto ilustrasi (AI)

BAGAS sepertinya masih "nggonduk", setelah beberapa waktu lalu namanya saya pakai untuk bahan tulisan. Dari informasi yang saya dengar, dia mengaku keberatan, pertanyaannya tentang soto Betawi dan soto Semarang saya pakai untuk analogi peta politik di Semarang.

Bagas memang penggemar kuliner (alias doyan makan). Setiap pagi jika tak ada jadwal kuliah dia sering nonkrong di rumah saya. Jadwal rutinnya, setelah nonton film SpongeBob SquarePants di televisi, dia kerap menjadi koki dadakan, saat ayah dan ibuku kerja. Minimal memasak mi instan atau nyeplok ndok untuk kita sarapan bersama satu geng.

Namun pagi tadi, Bagas tak kelihatan batang hidungnya. Jadwal kuliah tak ada, tapi dia tak mampir ke rumah. Setelah saya tanyakan ke rekan lain, informasinya dia masih nggonduk, dan memilih sementara "abstain".

Iseng, saya coba chat nomor WhatsApp dia dengan kalimat, "cie.. tumben gak main, cemas-cemas menunggu arah koalisi ya..."

Namun, meski centang biru dua, dia tak membalas chat yang saya kirim.

Baiklah, saya tak akan mengganggunya dulu. Mungkin dia memang lagi galau, atau cemas menunggu ajakan dari timses para calon wali kota untuk memasang baliho di pinggir jalan atau nunggu info intelijen. Seperti halnya para politikus, khususnya tim sukses para calon yang masih cemas menunggu kepastian koalisi jelang pendaftaran calon wali kota dan wakil wali Kota Semarang di KPU.

Ada yang sok yakin, ada yang "ider" sana-sini karena panik, dan ada yang pasrah bongkokkan sama "pusat".

Sepertinya, peta politik jelang Pilwakot Semarang 2024 ini memang agak kompleks. Meskipun sudah ada beberapa gambaran mengenai arah dukungan dari partai politik, hingga kini belum ada kesepakatan yang final mengenai koalisi yang akan terbentuk, termasuk pasangan calon wali kota dan wakilnya. Proses ini menunjukkan bahwa partai politik masih dalam tahap mempertimbangkan dan menghitung keuntungan serta kerugian dari setiap arah dukungan yang akan diambil. Kalkulasi politik bahasa kerennya.

Dinamika politik menjelang Pilwakot Semarang 2024 mencerminkan betapa pentingnya strategi politik bagi setiap partai. Di satu sisi, partai politik tentu ingin mengusung calon yang memiliki peluang menang yang tinggi, tetapi di sisi lain, mereka juga harus mempertimbangkan potensi dampak dari keputusan koalisi tersebut terhadap basis dukungan dan citra partai.

Dalam konteks ini, partai-partai politik berusaha melakukan kalkulasi yang cermat untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya menguntungkan dalam jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan untuk masa depan politik mereka. Dan tentu saja mempertimbangkan "arah angin" di tingkat pusat.

Salah satu faktor kunci dalam menentukan arah koalisi adalah kekuatan dan popularitas calon yang diusung. Partai-partai politik harus memastikan bahwa calon yang mereka dukung memiliki daya tarik di mata pemilih. Di Semarang, di mana PDIP memiliki basis massa yang loyal, calon dari partai lain harus mampu menawarkan alternatif yang menarik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline