Lihat ke Halaman Asli

Ilmu Tak Pernah Mati di Tengah Pandemi

Diperbarui: 28 Desember 2021   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Masa Pandemi Covid 2019 - 2021 ini seakan menyisakan banyak luka mendalam bagi beberapa orang yang terdampak. Kampung Babatan RT 2 misalnya, beberapa dari warga RT 2 Kampung Babatan ini terkena PHK dari pekerjaannya masing-masing dikarenakan ekonomi perusahaan dan negara sedang memburuk. Dari permasalahan tersebut, timbulah beberapa masalah lain salah satunya berdampak pada anak-anak kecil di Kampung Babatan RT 2 yang harus putus sekolah dikarenakan kondisi pekerjaan dan keuangan orang tua mereka yang dibabat habis oleh Pandemi Covid-19 ini.

Berawal dari tugas Kuliah Kerja Nyata tahun 2021 oleh seorang mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) bernama Maria Angelina Pramita, akhirnya ia memutuskan untuk memulai kegiatan KKN di Kampung Babatan RT 2, RW 2, Kecamatan Wiyung, Surabaya guna membantu beberapa anak-anak yang putus sekolah untuk tetap mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya masih mereka dapatkan.

"Saya ingin tahu dan terjun langsung ke anak-anak yang terdampak Pandemi agar saya dapat mengetahui dengan pasti apa kebutuhan mereka yang bisa saya bantu", kata Maria Mahasiswi bimbingan dosen Dr. Jaka Purnama, ST., MT

Maria Angelina Pramita, 22 tahun, Mahasiswa UNTAG memberikan beberapa kelas pada anak-anak yang terdampak Pandemi Covid-19 di Kampung Babatan RT 2, Wiyung, Surabaya diantaranya, kelas bahasa asing (Bahasa Inggris), kelas kreativitas, kelas matematika, dan games edukasi. Kelas bahasa asing, matematika, kreativitas dikhususkan untuk anak-anak yang berusia 5-12 tahun dan putus sekolah karena permasalahan ekonomi semenjak pandemi dan juga untuk anak-anak yang saat ini melakukan kegiatan belajar secara online sehingga mengakibatkan kurangnya kreativitas mereka, diharapkan dengan adanya program tersebut anak-anak di Kampung Babatan RT 2, Wiyung, Surabaya tetap bisa mendapatkan fasilitas belajar sekaligus mengembangkan kreativitas mereka. Untuk kelas games edukasi, Maria mempersilakan segala umur untuk mengikuti kelas ini agar anak-anak tidak mudah bosan ketika sedang mengikuti kelas kreatif.

dokpri

"Saya akan memberikan informasi dan edukasi semaksimal mungkin agar anak-anak tetap merasa bahwa sekolah luring itu se-menyenangkan ini dan tidak apa-apa untuk mengikuti PTM sesuai arahan Pemerintah (sudah divaksin)", ujar Maria ketika di wawancara mengenai tanggapan tentang pembelajaran tatap muka yang akan dilakukan oleh Pemerintah saat ini. 

Seperti informasi yang beredar saat ini Pemerintah akan melaksanakan program pembelajaran tatap muka (PTM) di beberapa sekolah dengan syarat bahwa siswa telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua dan akan mulai dilakukan pembelajaran tatap muka dengan sistem kuota.

Maria akan terus mendorong tekad beberapa anak-anak yang masih bersekolah untuk tetap memiliki rasa semangat tinggi untuk mengenyam pendidikan mereka sampai minimal 9 tahun sesuai aturan "Wajib Belajar" yang merupakan salah satu program yang gencar digalakkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). 

Dan untuk beberapa anak-anak putus sekolah, Maria akan tetap berusaha untuk memberikan edukasi mengenai ilmu pengetahuan bahasa, kreativitas, berhitung, dan lain-lain selama 12 hari ini agar mereka tetap merasakan dan mempelajari beberapa pelajaran yang seharusnya masih bisa mereka dapatkan saat ini.

dokpri

"Ya, harapannya apa yang saya sampaikan dan rundingkan dengan Pak Zainal (Ketua RT 2) kemarin dapat segera dilancarkan untuk mencarikan solusi bagi anak yang putus sekolah ini agar dapat mengenyam pendidikan yang selayaknya", pungkas Maria.

Mengingat akan pentingnya pendidikan bagi kemajuan suatu Negara, besar harapan, agar seluruh Warga Negara Indonesia mendapatkan pendidikan yang semestinya minimal untuk bersekolah selama 9 (sembilan) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs). 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline