Apa itu Sistem Ketenagalistrikan?
Sistem ketenagalistrikan atau dalam bahasa kerennya disebut Electrical Power System adalah sistem yang menyalurkan energi mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi sampai ke penggunaan oleh konsumen. Energi dari alam, baik fosil atau non fosil akan ditransformasikan menjadi energi listrik yang saat ini menjadi energi yang paling mudah, murah, efisien dan handal untuk ditransmisikan ke konsumen.
Energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari, namun kita tidak menyadarinya sampai pada saat terjadi gangguan sistem ketenagalistrikan. Gangguan yang mengakibatkan kerugian tidak hanya pada konsumen energi listrik namun juga pada perusahaan yang menghasilkan energi listrik. Inilah yang menjadi tantangan bagi perusahaan penyedia energi listrik untuk dapat menyediakan energi listrik yang tidak hanya murah, namun juga efisien dan andal.
Sistem ketenagalistrikan sudah banyak mengalami perubahan. Awalnya, sistem ketenagalistrikan tradisional menggunakan peralatan kontrol proteksi elektromekanik untuk mengatur koneksi dari sumber energi, mesin generator sinkron, transformator, saluran transmisi udara maupun kabel sampai jaringan distribusi. Saat ini sistem ketenagalistrikan menjadi lebih modern dengan penggunaan teknologi komputer dan internet sehingga dapat menyediakan layanan listrik yang lebih aman dan andal.
Smart Grid
Jaringan listrik cerdas atau Smart Grid adalah jaringan yang mengintegrasikan sistem ketenagalistrikan dengan teknologi komunikasi digital dalam aliran dua arah listrik dan data. Dengan smart grid perusahaan penyedia energi listrik dapat mengoptimalkan pembangkitan, transmisi, dan distribusi listrik ke konsumen. Dan dengan smart grid konsumen dapat mengetahui penggunaan energi dari jaringan yang mereka gunakan atau bahkan energi yang mereka produksi sendiri dan mereka simpan seperti pada panel surya dan penyimpanan baterai.
Beberapa perbedaan antara sistem ketenagalistrikan yang tradisional dengan smart grid adalah
- Penggunaan teknologi komputer dan digital yang memungkinkan semua perangkat berkomunikasi dalam jaringan, sehingga menghasilkan sistem kontrol yang lebih andal. Selain itu terdapat penggunaan AI dan cloud untuk penyimpanan data.
- Penggunaan energi terbarukan yang semakin besar.
- Konsumen berubah menjadi prosumer yang tidak hanya mengkonsumsi energi listrik dari jaringan, namun juga dapat menghasilkan energi listrik dari PV dan penyimpanan baterai.
- Penggunaan aplikasi prediktif untuk peramalan beban, penjadwalan pembangkit, peramalan cuaca yang dapat mempengaruhi produksi energi listrik.