Saya bikin perbagian. Karena ini kritik buat perbaikan pengelolaan busway. Setiap ada pengalaman yang menurut saya perlu perbaikan, akan saya tulis lagi karena saya peduli terhadap manusianya.
Laporan hari ini:
Berangkat dari pinang ranti, Stasiun akhir Busway ini masih tetap kumuh. Sampah dimana2, tidak ada jalur penyeberangan seperti zebra cross untuk mereka yg sudah sampai ke stasiun akhir ini. Ruangan staff busway kacanya ditempeli karton. Persis kayak bedeng sementara. Tulisan2 penunjuk seperti "Loket" ditulis di kertas seadanya dan ditempel gak rapi. Loket, meskipun gak rapi, saya masih maklum. Petugas perobek karcis karena nggak ada tempat duduk, malah menduduki tempat sampah stainless steel, sambil ngobrol dengan temannya. Saya tidak tahu apa dia sedang tidak bertugas atau bagaimana.
Tiba satu bus, katanya mau ngisi gas. Tapi mengambil penumpang yg "hanya sampai UKI". Beberapa penumpang naik. Sebagian lagi akhirnya memilih car tempat duduk menunggu bus berikutnya. Tak berapa lama bus datang, nggak ada pemberitahuan apa2, sehingga saya dan penumpang lain naik semua. Di dalam ada beberapa orang penumpang yg bawa balita. Tapi petugas tidak menegur penumpang pria yg duduk di kursi prioritas. Padahal kedua penumpang yg bawa anak itu ada persis di depannya. Yg seorang berpegangan tali sambil menggendong anak perempuannya. Tiba2 menjelang UKI petugas bilang bahwa bus ini mau mengisi gas dulu. Sehingga kami akan diturunkan semua di UKI. Saya jadi kesal karena saya tau kalau di UKI, pasti antrian banyak sekali. Baru saya ngomong. Tiba2 supir Busway mengerem mendadak karena lampu berubah merah. Tadi dia sibuk ngobrol dengan rekannya yg berdiri di tangga pintu depan. Seorang ibu yg duduk dekat pintu keluar dan lagi menggunakan IPAD terlempar dengan keras sampai ke arah kursi supir...! Untung ada mas-mas yg berdiri disitu. meskipun rubuh rame2, tapi tidak terjadi cidera. Wah, saya jadi ikut kesal, karena saya juga hampir saya jatuh, kalau saya tidak memegang kuat2 tali.
Si ibu ngomel, bukan saja karena jatuh, tapi juga karena diturunkan di UKI. Tapi lagi2 petugas cuma bilang, dia sekedar menjalankan tugas. Saya sering sekali dengar ini dari beberapa protes penumpang di kali sebelumnya. Akhirnya semua penumpang ngomel. Apalagi setelah sampai di UKI, ternyata sudah menumpuk penumpang dengan kasus yg sama. Mau keluar saja sulit sekali. Karena penuhnya halte UKI.
Daripada lama dan tambah kesal, saya naik lagi deh yang ke arah PGC. Pikir saya saya ikut muter lagi aja. Eh ternyata bus yg saya naiki juga mau ngisi Gas, jadi saya diturunin di UKI lagi... Apes... Baru saya turun... Ada 2 bus datang lagi, ternyata dari pinang ranti. Ternyata penumpangnya juga turun semua, dan pada ngomel... Karena busnya juga mau ngisi gas juga... Waduh... Hari ini jadi saya mulai dengan ngomel deh... Kemana sih para supervisor atau managernya? Kok kayaknya nggak ada yg ngontrol deh...
Akhirnya saya naek bus yang selanjutnya lagi. Saya liat di sejumlah halte, staff trans jakarta menumpuk, sementara di yang lain kerepotan. Saya tidak tau statusnya gimana. Tapi setelah sore sebelumnya berdesak2kan dan 3 kali ganti juga, karena saya dan sejumlah penumpang tidak tahan pengapnya bernafas di busway yg penuh sesak...
Saya protes! Saya ingin agar Patas 6 diaktifkan lagi saja. Syukur armadanya diganti dengan bus baru yang nyaman. Karena Trans Jakarta nggak mau investasi armada lebih banyak, biar bersaing sehat. Biar kami sebagai penumpang punya pilihan. Terus terang aja, dengan desain tempat duduk seperti sekarang, kapasitas busway pasti dimuati jauh lebih banyak penumpang dibanding Patas 6. Saran saya sih, coba pengelola busway evaluasi terus menerus. Sebab kesian banget nih para penumpang...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H