Lihat ke Halaman Asli

bagus djenar

buruh swasta

Angkringan Malaikat

Diperbarui: 8 Desember 2015   01:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mikail : "aku paling tidak suka jika rejeki yg susah2 aku menghantarnya, disiakan begitu saja. Bahkan jika kuberi sedikit, masamlah wajah mereka, tak kudapati syukur sedikitpun. Jika kuberi lebih, mereka lupa ada hak fakir didalamnya."

Jibril : " berulangkali, saat pelita kunyalakan, aku sampaikan kebenaran pd mereka, luruslah jalan dan baik lakunya, tapi tak lama berselang, jalan kelam lagi2 dipilihnya, dasar manusia."

Raqib  & atid : " sedikitpun tidak pernah terlewat oleh catatan kami, buruk baik yg mereka lakukan, pasti berbalas."

Munkar & Nakir : " hei izroil, cabut saja nyawanya.., ada hal yg musti kami tanyakan. Dan siksa bagi yang salah."

Izroil : " kunjunganku ke mereka lebih sering dari tiap2 tarikan nafas mereka, saat itu pasti datang."

Malik : " aku buka pintu neraka lebar2 untuk mereka yg bathil, segala bentuk siksa menunggu disana."

Ridwan : " tapi seisi surga dan bidadari2 cantik juga sudah kupersiapkan utk menyambut mereka yg arif dan taat."

Isrofil yang sedari tadi mendengar  percakapan rekan2nya, tetap asyik mengelap terompet sangkakala.

setia menunggu perintah sang tuan, kapan semua ini harus diakhiri.

 

Diatas sekedar tulisan, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline