Lihat ke Halaman Asli

Impian dan Motivasi Pendaki Everest (Hillary dan Tenzing)

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Impian dan Motivasi Pendaki Everest (Hillary dan Tenzing)

Cerita klasik dari seorang pendaki Sir Edmund Hillary yang sukses mencapai puncak Everest pada tahun 1953, mungkin sudah banyak yang mendengarnya. Ambisinya untuk menjadi manusia yang menaklukan puncak tertinggi di dunia mungkin terdengar aneh pada jaman itu. Tapi nyatanya toh dia berhasil. Tentunya, dengan bantuan orang lain dan bukan sendirian.

Sherpa (pemandu)-lah yang membantu Hillary menyukseskan hingga dia mendapat gelar Sir oleh ratu Inggris. Gelar ini diberikan Hillary lantaran berhasil menjinakan Puncak Everest di pegunungan Himalaya, Nepal. Namanya langsung dikenal sejagat raya saat itu.

Puncak Everes memang menjadi misteri kala itu. Bahkan, Pada rentang waktu tahun 1920 sampai dengan tahun 1952, tujuh tim ekspedisi yang berusaha menaklukkan Everest mengalami kegagalan. Kegagalan terburuknya adalah kematian.

Kembali ke perjalanan Hillary. Sherpa yang diajak Hillary waktu itu adalah Tenzing Norgay. Tenzing merupakan Penduduk asli Nepal yang memang sudah biasa dengan keganasan alam Everest. Baik jalur yang terjal dan iklim yang ekstrim. Tapi keberuntungan mendampingi keduanya dalam pendakian ini.

Sebagai Sherpa, Tenzing sudah barang tentu mampu menaklukan Everest sendirian. Sebab, alam Everest sudah makanan kesehariannya. Namun, dia tidak punya impian seperti itu. Hillary yang punya. Tenzing pun hanya menemani Hillary selama perjalanan.

Singkat cerita, ketika selangkah lagi Tenzing mencapai puncak, dia hanya bisa menunggu Hillary. Tenzing bahkan mempersilakan Hillary untuk menapaki ketinggian 8850 mdpl atau 29,028. Sejarah pun terpatri, pada tanggal 29 Mei 1953 jam 11.30 WIB, Hillary menjadi orang pertama yang menjinakan puncak tertinggi di dunia.

Usai pendakian ini, Hillary cuma mengungkapkan tiga kata ketika dia ditanya apa motivasinya untuk menuju Everest. "Because 'it's' there" jawabnya. Namun, tanpa menjelaskan maksud dari 'it's' dalam kalimat tersebut.
Kalimat ini pun langsung menjadi sakti bahkan untuk saat ini. Kalimat itu pula yang dijadikan alasan para pendaki untuk mengeksplorasi puncak gunung yang lainnya. Bahkan kalimat itu menjadi motivasi bagi sebagian orang dalam menjalankan aktivitasnya.

Di sisi lain, Tenzing juga punya kalimat yang tak kalah sakti. Saat itu, dalam konfrensi pers usai turun gunung, sejumlah wartawan menanyakan kenapa bukan diri Tenzing yang menjadi orang pertama yang menaklukan Everest. Apalagi, sebagai Sherpa, sudah barang tentu dia berjalan di depan Hillary. Tenzing hanya bisa menjawab pertanyaan itu dengan tenang.

"Karena itu adalah impian Edmund Hillary, bukan impian saya. Impian saya hanya berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih impiannya." (Kalimat yang sudah di-Bahasa-Indonesia-kan).

Cerita ini mungkin bisa menjadi motivasi dalam menjalani kehidupan, apalagi dalam mewujudkan mimpi. Meski mimpi itu tanpa kita ketahui apa tujuannya dan apa hasilnya. Tapi yang terpenting, keberhasilan menggapai mimpi bisa dicapai bila ada orang lain yang memberikan motivasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline