Jepang terkenal dengan etos kerja masyarakatnya yang tinggi. Sampai-sampai ada istilah karoushi, meninggal karena terlalu banyak bekerja. Serial drama Jepang bahkan memiliki genre tersendiri bertema pekerjaan. Menyambut hari Senin, pada Minggu malam biasanya diputar serial drama yang bergenre pekerjaan di teve, supaya orang kembali bersemangat bekerja seminggu berikutnya. Salah satu drama bergenre pekerjaan yang pernah saya tonton, dan menurut saya bagus adalah Tokyo Airport: Air Traffic Service. Serial drama ini ditayangkan setiap hari Minggu malam jam 9, di saluran Fuji TV. Mengudara mulai 14 Oktober s.d. 23 Desember 2012, berjumlah 10 episode.
Ceritanya mengenai Kaori Shinoda (Kyoko Fukada) yang mulai bekerja sebagai seorang pengendali lalu lintas udara (staf ATC) di bandara Haneda, Tokyo. Sebelumnya ia bekerja di bandara yang sama sebagai ground staff. Haneda adalah bandara tersibuk di Jepang, dengan frekuensi pesawat take off dan landing setiap 2 menit.
Shinoda frustrasi menghadapi pekerjaan barunya, karena tingkat kesulitannya yang tinggi. Konon pengendali lalu lintas udara memang merupakan salah satu pekerjaan tersulit di dunia, di samping dokter bedah. Karena diperlukan otak yang encer, kejelian membaca situasi dan cuaca, ketelitian membaca data, serta ketepatan dalam pengambilan keputusan dalam memandu pilot. Pekerjaan ini turut menentukan keberhasilan take off dan landing suatu pesawat. Berbagai masalah dalam penerbangan, seperti tabrakan dengan burung, GPS/listrik mati, pesawat hilang dari radar, dll merupakan faktor yang harus diatasi secepatnya demi keselamatan seluruh penumpang pesawat.
Shinoda dibimbing oleh seniornya yang galak bernama Yumi Takeuchi (Asaka Seto) selama masa on job training. Ia hampir saja menyerah, tapi akhirnya berhasil melewati masa percobaan tersebut.
Setelah bergabung dengan para seniornya di menara ATC, Shinoda mulai bekerja memandu pesawat. Tapi ternyata kondisi di menara ATC tidak semudah yang dihadapi saat on job training di ruang simulasi. Apakah Shinoda berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi seorang pengendali lalu lintas udara? Silakan tonton sendiri.
Drama ini memiliki deretan karakter yang unik. Ada yang galak seperti Takeuchi, ada yang 'kebapakan' seperti Noboru Yuki (Saburo Tokito), yang selalu menyemangati Shinoda saat terpuruk. Ada Yukihiro Kondo (Kaname Jun) yang dingin, Yuji Yamashita (Koji Seto) dan Mana Sakai (Nozomi Sasaki) yang kekanak-kanakan, dll, menambah serial ini menarik untuk diikuti. Karakter favorit saya adalah Mana Sakai, bukan karena dia pemain JAV (saya malah baru tahu sekarang, bahwa dia bintang JAV), tapi karena dia suka melontarkan dajare yang garing. Dajare adalah permainan kata-kata dalam bahasa Jepang.
Permainan ini identik dengan humor orang tua yang tidak selalu lucu, semacam dad jokes. Dajare merupakan permainan kata yang memanfaatkan polisemi (kata multiarti) dan homonimi (kata yang sama, tapi beda arti), atau disebut dengan paronomasia. Dajare yang dilontarkan Sakai, yang masih nancap di ingatan saya adalah "Tarako o tabete, isshoni hatarakou!" (ayo makan tarako (sejenis onigiri berisi telur ikan cod), lalu kerja!). Nggak ada lucunya, sih. Tapi kocak aja lihat mimik mukanya pas ngomong gitu. Tim ATC biasanya nggak ada yang menanggapi kalau Sakai main dajare, paling hanya Tetsuji Okamoto (Tomoharu Hasegawa) saja yang tertawa.
Dus, ini serial drama yang bagus menurut saya. Patut ditonton. Terutama bagi Anda yang sedang menjalani pekerjaan baru. Pasti akan ada ganjalan-ganjalan di awal karier. Seperti punya atasan yang galak, rekan kerja yang sinis dan cuek, pekerjaan yang sukar, dst.
Drama ini mungkin akan menginspirasi Anda untuk terus maju melewati itu semua, mencapai kesuksesan Anda sendiri. Leluconnya cukup menghibur, aspek dramanya menyentuh dan nggak lebay. Seingat saya (karena saya nonton sudah lama sekali), tidak ada adegan dewasa sepanjang serial ini, sehingga aman untuk ditonton bersama keluarga. Lewat drama ini kita jadi tahu bagaimana situasi dalam menara ATC di bandara, yang ternyata penuh kesibukan dalam memandu pesawat yang sedang terbang, take off maupun landing, yang mengutamakan keselamatan seluruh penumpangnya. Ceritanya berkonsep "satu episode-satu cerita".
Jadi Anda nggak akan dibikin penasaran dengan resolusinya, karena permasalahan pada suatu episode akan selesai pada episode itu juga. Minusnya paling pengucapan bahasa Inggris oleh para karakternya yang kurang jelas dan nama pesawat yang dipandu itu-itu saja (mungkin karena maskapai tersebut yang jadi sponsornya ya?). Namun, terlepas dari kekurangan tersebut, drama ini menambah wawasan pemirsanya tentang pekerjaan pengendali lalu lintas udara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H