Lihat ke Halaman Asli

Gelisah Dia Hilang Kala Pandemi

Diperbarui: 20 November 2020   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi COVID-19 merupakan masa yang sulit dan menegangkan bagi semua orang. Kegelisahan membuat beberapa orang tidak bisa fokus bekerja di rumah, atau bahkan mengalami kesulitan untuk tidur. Anda mungkin melihat perilaku ini di dalam rumah sendiri. Kecemasan yang meningkat mungkin semakin sulit untuk dikendalikan, baik pada diri sendiri atau pada pasangan. Orang dengan gangguan kecemasan (GAD atau generalized anxiety disorder) cenderung menghadapi masa-masa sulit selama hidupnya.

Terutama terhadap pasangan anda. Pasalnya, hati dan pikirannya selalu diliputi oleh rasa was-was sehingga merasa tidak tenang memikirkan pasangannya. Apalagi di kala pandemi Covid-19 ini. Pasangan mulai belajar LDR(Long Distance Relationship). Banyak yang patah hati di tinggal oleh pasangan mereka, mulai dari sudah dapet yang lebih deket, sudah dapat yang lebih baik, ada juga yang beralasan tidak percaya kepada pasangannya sendiri. Padahal semua argumen-argumen yang ada di pikirannya belum tentu benar atau akan terjadi. Efek cemas berlebihan ini ternyata tidak hanya untuk penderitanya saja, tetapi juga untuk pasangan. Lantas, bagaimana kecemasan berlebihan memengaruhi hubungan asmara dengan pasangan? Berikut penjelasannya.

Orang yang diliputi rasa cemas cenderung bergantung dengan pasangannya

Beberapa orang dengan GAD merasa sangat membutuhkan pasangan atau teman terbaiknya. Pasalnya, mereka percaya bahwa pasangan dan orang di sekitarnya akan memberikan dukungan kepadanya. Karena itulah, orang dengan GAD bisa menjadi sangat bergantung atau dependen kepada pasangannya.

Namun, efek cemas berlebihan dapat menimbulkan kecurigaan atau paranoid yang tidak tepat. Misalnya, merasa curiga saat pasangan tidak merespon chat dengan cepat, takut pasangan tiba-tiba menjadi tidak setia, dan berbagai kecemasan lainnya. Apalagi kala pandemi ini, mulai tugas yang begitu banyak, namun tidak ada materi pelajaran yang faham. Untuk mengabari pasangan biasanya sampai tidak sempat, namun pasangan terkadang tidak bisa memahami hal tersebut. Dalam hubungan pertemanan, orang dengan GAD mungkin berpikir bahwa sahabat terbaiknya sedang membicarakannya di belakang.

Orang yang mengalami cemas berlebihan juga lebih mudah terpancing emosi negatif. Suasana hati yang labil ini membuat mereka sering marah kepada pasangan tanpa sebab. Maka, tak heran jika lama kelamaan pasangan Anda merasa terganggu dan menurunkan kepercayaannya terhadap Anda. Akibatnya, hubungan asmara Anda terancam goyah.

Bila Anda salah satunya, cobalah untuk mengingatkan diri Anda sendiri bahwa kecurigaan Anda hanyalah sebatas buah pikiran Anda. Luangkanlah waktu Anda sejenak untuk mempertimbangkan hal-hal yang membuat Anda cemas dan khawatir. Apakah karena efek kelelahan, beban pekerjaan, atau suasana hati yang buruk.

Tidak ada salahnya untuk meminta saran terapis untuk menjalani terapi kognitif dan perilaku.

Terapi ini dapat membantu Anda mengurangi efek cemas berlebihan yang berdampak pada pasangan Anda. Anda dan pasangan bisa saling mengutarakan masalah masing-masing dan memutuskan tindakan terbaik untuk mengatasinya.

Di sisi lain, mereka malah bisa menghindari pasangannya

Sementara itu, beberapa orang dengan GAD bisa menjadi sangat independen dan hobi menyendiri. Artinya, mereka lebih memilih untuk untuk menghindar dari orang lain. Ini diduga karena mereka sedang berusaha mengendalikan emosi negatifnya agar tidak berdampak pada orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline