Lihat ke Halaman Asli

bagusadifirmansyah

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Strategi Peningkatan pada Pengelolaan Limbah Air Gadung Menjadi Pestisida Organik di Desa Begaganlimo

Diperbarui: 18 Januari 2025   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Sub Kelompok Inovasi 2 Pembuatan Pestisida Alami (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Desa Begaganlimo, sebuah desa kecil yang terletak di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, tengah mengembangkan sebuah inovasi baru yang dapat memberikan dampak positif bagi pertanian dan lingkungan setempat. Inovasi tersebut adalah pengelolaan limbah air gadung (sejenis tanaman yang banyak ditemukan di sekitar desa) untuk dijadikan pestisida organik. Langkah ini tidak hanya mengurangi dampak negatif limbah, tetapi juga memberikan solusi ramah lingkungan untuk kebutuhan pertanian di desa.

Selama ini, limbah air gadung yang dihasilkan dari pengolahan tanaman tersebut sering kali dibuang begitu saja, tanpa ada upaya pemanfaatan yang maksimal. Namun, berkat riset dan pelatihan yang dilakukan oleh kelompok tani setempat, mereka menemukan bahwa limbah air gadung dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk membuat pestisida organik yang efektif dan aman bagi lingkungan.

Menurut Suyati, Ketua Kelompok Tani Desa Begaganlimo, pestisida organik yang terbuat dari limbah air gadung ini memiliki keunggulan dalam mengendalikan hama tanaman tanpa menimbulkan dampak buruk bagi ekosistem pertanian. "Pestisida organik ini tidak hanya aman digunakan, tetapi juga lebih ramah lingkungan dibandingkan pestisida kimia. Kami berharap ini dapat menjadi solusi yang lebih baik untuk menjaga keseimbangan alam," ujar Suyati.

Proses pembuatan pestisida organik dari limbah air gadung ini terbilang sederhana. Pertama, air gadung yang dihasilkan dari proses pengolahan tanaman diambil dan disaring. Kemudian, air tersebut dicampurkan dengan beberapa bahan alami lainnya seperti daun mimba dan kunyit, yang dikenal memiliki sifat antimikroba dan pestisida alami. Campuran tersebut kemudian disaring lagi dan siap digunakan sebagai pestisida untuk tanaman.

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian di Desa Begaganlimo, sekaligus mendukung konsep pertanian berkelanjutan yang mengutamakan kesehatan tanah dan lingkungan. Salah satu keuntungan dari penggunaan pestisida organik adalah mengurangi ketergantungan pada bahan kimia yang dapat merusak kualitas tanah dan kesehatan tanaman dalam jangka panjang.

Foto Produk Inovasi dari Limbah Air Rendaman Umbi Gadung (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Desa Begaganlimo juga mulai mengadakan pelatihan kepada petani di desa lainnya untuk memperkenalkan teknologi pengelolaan limbah air gadung menjadi pestisida organik. Pelatihan ini tidak hanya mencakup pembuatan pestisida, tetapi juga cara penggunaannya yang tepat untuk hasil yang maksimal.

Pemerintah setempat sangat mendukung inovasi ini karena selain dapat meningkatkan produksi pertanian, juga membantu mengurangi dampak negatif limbah gadung yang selama ini tidak terkelola dengan baik. "Kami ingin membantu para petani di Begaganlimo mengoptimalkan potensi alam yang ada, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Program pelatihan ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendorong pertanian yang ramah lingkungan," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto.

Melalui pengelolaan limbah air gadung menjadi pestisida organik, Desa Begaganlimo tidak hanya menciptakan solusi ramah lingkungan untuk pertanian, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan secara lokal. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya di Indonesia yang ingin mengembangkan pertanian yang lebih berkelanjutan dan tidak merusak alam.

Ke depan, desa ini berencana untuk terus mengembangkan produk pestisida organik lainnya serta memperluas pasar untuk produk mereka, sehingga dapat memberikan manfaat lebih luas bagi para petani di daerah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline