Bagus Ardianto, Departemen Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Pendahuluan
Pantai Kertasari terletak di Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Terdapat jalan raya yang biasa dilintasi masyarakat setempat untuk berkegiatan ekonomi dari hasil laut daerah tersebut. Kawasan ini juga memiliki sumber daya alam berupa ekosistem, di mana masyarakat setempat sering memanfaatkan penangkapan ikan untuk dijadikan senjata ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
Abrasi merupakan peristiwa mundurnya pantai di wilayah pesisir yang rentan terhadap aktivitas darat dan laut (Triatmodjo, 1999). Abrasi dapat terjadi akibat factor alam dan factor sosial seperti kegiatan penebangan mangrove, pengambilan pasir wilayah pantai, gelombang tinggi dan pasang surut yang memiliki efek mengikis garis pantai. Abrasi yang terjadi di daratan pesisir menyebabkan perpindahan angkutan sedimen dari asal dan mengikuti arah datangnya gelombang sehingga mempengaruhi perubahan garis pantai (Hakim, 2012).
Abrasi merupakan masalah bagi ekosistem dan permukiman di wilayah pesisir. Dampak dari adanya abrasi adalah kerusakan garis pantai yang dapat mengancam struktur dan ekosistem di belakang garis pantai. Upaya mitigasi perlu dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa, maupun dampak dari potensi bencana, untuk tindakan dan kesiapsiagaan sebelum terjadi bencana (Mubekti dan Fauziah Alhasanah, 2008).
Terdapat dua jenis yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Mitigasi struktural berhubungan dengan usaha-usaha pembangunan konstruksi fisik. Yang termasuk mitigasi structural adalah pembangunan pemecah gelombang, peredam abrasi, pagar sedimentasi (welding pits) dan lain-lain. Mitigasi non-struktural antara lain meliputi perencanaan tata ruang yang disesuaikan dengan kerentanan wilayah dan memberlakukan peraturan (law inforcement) pembangunan. (Kementerian ATR/BPN, 2014).
Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah studi pustaka. Studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Inti dari penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu memecah data yang sering diperoleh, kemudian memberikan wawasan dan penjelasan sehingga pembaca dapat memahami dengan jelas (Mestika Zed, 2003).
Dasar Teori
1. Abrasi
Abrasi adalah suatu proses pengikisan pantai, yang pada umumnya diakibatkan oleh gelombang atau arus laut (Prawiradisastra, 2003). Menurut Damaywanti (2013), abrasi adalah pengikisan wilayah pantai atau daratan yang diakibatkan oleh aktivitas gelombang, arus laut, serta pasang surut air laut.
Proses terjadinya pemadatan tanah yang terjadi pada saat terjadi aktivitas gelombang, arus laut, serta pasang surut air laut dapat mengakibatkan penurunan permukaan tanah dan tergenangnya permukaan tanah tersebut oleh air laut, akibatnya dapat terjadi perubahan garis pantai. Daratan atau pantai dikatakan mengalami abrasi apabila terjadi pemindahan sedimen pada suatu titik melebihi atau lebih besar dari jumlah sedimen yang terbawa oleh air ke luar titik tersebut.
2. Hutan Bakau (Mangrove)
Hutan bakau adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut (Steenis, 1978). Menurut Nybakken (1988), hutan bakau adalah istilah umum untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropik yang terdiri dari spesies pohon yang khas atau semak-semak yang memiliki kemampuan tumbuh di perairan asin.