Lihat ke Halaman Asli

bagus rendy

mahasiswa

Mahasiswa Untag Melakukan Kegiatan Penanganan dan Pemulihan Warga yang Terdampak Covid-19

Diperbarui: 4 Januari 2022   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kuliah Kerja Nyata atau yang lebih di kenal sebagai KKN adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu di Indonesia.

Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu bulan dan bertempat di daerah Desa Pacet Made, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, JawaTimur. Demikian juga dengan Fakultas Hukum Universitas Tujuh Belas Agustus (UNTAG) Surabaya. Seperti yang dilakukan oleh Muhammad Bagus Rendy Pradana yang merupakan salah satu mahasiswi UNTAG semester VII (tujuh) dengan arahan dan tinjauan oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yaitu Bapak Dr. Erny Herlin Setyorini, S.H., M.H.

Sebagai bentuk kepedulian dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada semester genap dengan berpartisipasi atas penanganan pemulihan keluarga yang terdampak Covid-19  melalui kegiatan KKN mandiri.

Mahasiswa Untag angkatan tahun 2018. Pria yang akrab disapa Bagus ini melaksanakan Kegiatan KKN mandiri dengan membuat dan membagikan handsanitizer serta membuat tempat cuci tangan kepada masyarakat.

Kegiatan ini dilakukan selama 12 hari, dimulai pada 7 – 18 Desember 2021. Alasan dipilihnya kegiatan ini, karena dia menilai masih minimnya kesadaran warga akan pentingnya menjaga kebersihan tangan. Apalagi di saat masa pandemi seperti ini sangat sulit menemukan handsanitizer serta sabun cuci tangan di pasaran.

“Saat ini menjaga kebersihan tangan ialah suatu hal yang mutlak. Karena semua aktivitas kita selalu diawali dengan sentuhan tangan. Selama masa pandemi berlangsung, handsanitizer dan sabun cuci tangan yang tadinya mudah untuk ditemui di pasaran menjadi langka dan harganya yang melonjak tinggi membuat warga berpikir dua kali untuk membeli. Sehingga mereka sedikit acuh tak acuh terhadap kebersihan,” kata Bagus melalui keterangan tertulis

Dokpri

Selain membagikan handsanitizer, dan sabun cuci tangan, mahasiswa Fakultas Hukum ini juga membuat tempat cuci tangan kepada warga yang masih belum ada tempat cuci tangan di depan rumahnya.

Menariknya, Bagus juga mendesain sendiri beberapa poster edukasi mengenai Covid-19 dan menempelkannya ke beberapa titik di wilayah kampungnya.

“Saya membuat beberapa desain poster dan ditempelkan di sudu-sudut kampung. Tujuannya supaya warga yang melintas dapat melihat dan membaca beberapa informasi mengenai Covid-19. Selain itu juga dibagikan ember cuci tangan beserta sabun dan handsanitizer kepada warga yang belum memiliki tempat cuci tangan di depan rumah,” katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline