Dunia mugkin hanya sebuah lipatan
Terlipat dan terus mendekatkan jarak
Jarakmu yang membuat kedengkian akan cemburu
Cemburu pada sebelumnya hanya anggapan saudara
Saudara yang membentuk puing-puing peluang hitbah
Hitbah terencana akan bahterah
Bahterah ubahnya kenyataan dalam nyata
Nyata menuju sakinah bersamanya
Tak hanya berhenti pada satu hal
Entah kapan terkurung pada langkah dan janji suci
Hanya do’a yang mampu terucap
Hanya harap yang mampu terangkai
Aku mulai terayu oleh godaan dunia
Hingga aku semakin lemah akan keyakinan
Bukan keyakinan yang melemahkan
Godaan dunia hanya sarana menuju altar nyata
Tidak hanya harap dan ucap, apalagi janji
Yang terpuji terlepas dari kelemahan hati
Untuk meyakini ijab yang suci
Bersama yang kau pilih dari Sang Maha Pemberi
Terkadang dunia memaksaku menangis
Memaksaku melepas segala keluh hati
Aku semakin lemah akan tuntutan
Entah apa yang harus aku lakukan
Menangispun bukan jalan untuk melangkah
Hingga akupun mulai menenggelamkan diri
Tenggelam dalam lautan istighfar
Dunia tidak hanya punya rasa keluh
Duniapun punya rasa yang dianggap bahagiah
Keterpaksaan tak ubahnya penyesalan pada masa depan
Langkahmu takkan staknan pada tangis dan istigfar, namun
Kesediaan akan syukur dan ikhlas menjemput impian
Kebaikan mengubah masa depanmu dan imammu yang suci
Sudah jangan hiraukan aku,
Biarkan aku dalam duniaku
Melemah dan melemah
Kerendahan diri hanya membuatmu, menjadi
Sepi, sunyi, tersembunyi dan tersendiri
Terlalu kosong pandanganku pada masa depan
Tidakkah kau memahami firman dalam sastra tersuci umat
Apakah ada kehampaan insan selain berpaling dari_Nya
Apakah ada ujian melebihi kesanggupan hambahya
Maafkan aku, ampuni aku
Tuntun aku untuk kembali kepada_Mu
Aku ingin mencintai_Mu
ilustrasi: pramestimesti.blogspot.com