Lihat ke Halaman Asli

Belajar dari Pak Harto ?

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Diluar dugaan...!!! survey polling tahun ini di sebagian besar masyarakat indonesia menyebutkan bahwa kepemimpinan Suharto mendapatkan point tertinggi dalam masalah kesejahteraan dan stabilitas, hal ini dibanding dengan kepemimpinan presiden selainnya seperti habibi sampai SBY...nah loh...!!! padahal masih terngiang-ngiang pekik reformasi yang kita gembar-gemborkan dulu untuk runtuhkan rezim ORBA. hal ini sebenarnya menjadi acuan yang real untuk pemerintah, mensikapi kembali dan mengkaji ulang sistem pemerintahan pak harto ( tentu yang baik2 saja ) dari pada sibuk dengan agenda reformasi yang sekarang mulai ga jelas. kenyataan menyebutkan korupsi sekarang ini lebih berani dibanding jaman pak harto, belum masalah hukum, birokrasi, ekonomi, peradaban, stabilitas,kepemimpinan, dll yang gonjang ganjing, demonstrasi membuta yang nuntut ini dan itu, kebijakan yang kurang tegas dalam hukum ( ingat kasus gayus ), kemudian kemerosotan moral bangsa baik di strata paling atas sampai rakyat kecil, telah mengalami banyak kemerosotan, tentu faktor2 ini tidak melulu karena sistem pemerintahan, namun jika dikaji tetap akarnya kesana juga. orang masalah ekonomi ajah buntutnya bisa sampai ke politik ?! apalagi yang jelas-jelas mengatur semua bidang seperti pemerintah, pasti dan pasti akan menjadi yang tertuduh atas semua ini. sebenarnya banyak baiknya juga sih kepemimpinan pak harto dulu, walaupun juga banyak kekurangannya, namun marilah kita kesampingkan semua aib dan kekurangan beliau pak harto, karena sudah ga ada gunanya ungkit2 keburukan orang yang sudah wafat, toh sejelek apapun penilaian kita tentang pak harto, kita patut dan wajib berterima kasih pada beliau, karena dulu masa kejayaan ORBA, masyarakat mengaku nyaman walau dibohongi dan di korupsi, namun kedzoliman hanya dalam masalah korupsi dan birokrasi ajah, sedangkan pembangunan fisik, perekonomian, stabilitas bangsa sudah teruji dalam kurun yang cukup lama, artinya intrik kenakalan rezim ORBA hanya intim di dunia atasan, yang rakyat nya ga boleh tau yang penting bisa makan, aman, kerjaan mudah, harga murah, dan terjamin secara hukum. sebenarnya hati kecil rakyat mengatakan, "silahkan mau korupsi triliyunan, tapi tolong kami disejahterakan dulu, hak2 kami sebagai rakyat penuhi dulu, diayomi dulu, setelah itu silahkan mau korupsi orang dosa juga ditanggung sendiri", hehehehe ini saya pernah ngobrol ma tukang2 becak di malioboro jogja tentang hal ini dan mereka yang mengatakannya, walau ini tidak mewakili seluruh rakyat, namun saya yakin rakyat itu cuma butuh makan, hidup aman dan pengayoman kesejahteraan dalam kehidupannya. masalah korupsi itu mereka cuma jadi wacana aja, gimana nggak lha wong mereka setiap hari dah sibuk cari nafkah buat anak istrinya, ga ada waktu dan dirasa ga manfaat bagi mereka ngomongin aib pemerintah, " sing penting mangan mas ..." mereka bilang gitu...hehehehe.

ya...sekarang realistis lah rakyat kecil itu cuma ingin sejahtera ga sengsara, dan mereka menilai ORBA lebih baik dari era reformasi, walau sejumlah orang yang melakukan studi kritis ga menyebutkan demikian, karena yang bisa studi kritis hanya para politikus dan pengamat politik, lalu lembaga2 yang menilik pemerintahan, nah  rakyat kan cuma tau beres..?! rakyat melihat tokoh2 reformasi yang dulu koar2 juga akhirnya ketika jadi pejabat juga korupsi ( tanpa menyebutkan nama karena banyak heheheh ) ya akhirnya rakyat menilai praktis saja yang sesuai kenyataan. ada benarnya juga ucapan mereka, kecuali yang salah hehehe, ini jadi tolok ukur pemerintah dalam mensikapi kesejahteraan rakyat yang memang udah ga percaya dengan agenda reformasi, jadi bulet2 gitu kalo dipikir heheheh, saya punya usul untuk pemerintah, gimana kalo COPY PASTE saja sistem pemerintahannya pak harto, tapi yang baik2 lho..???!!! nah kan tinggal memperbaiki  kelemahan pemerintahan sekarang, ngomong memang mudah tapi semua harus bermula dari omongan, dari pada ga ngomong tau2 hancur2an hehehehhe. sebagai salah satu contoh kebaikan pak harto adalah dalam mengoptimalkan hasil pertanian, kehutanan, strategi keamanan, dan kewira usahaan. dulu presiden sering turun ke desa2 ke para petani untuk penyuluhan dan memberikan semangat dan dukungan melalui program KUD, melalui rembug desa, kelompen capir, kemudian optimalisasi lahan nganggur di wilayah2 luar jawa, yang jelas ga sampai mengimpor bahan kebutuhan pakan karena cukup dengan hasil panen mandiri dan panen raya, kesetabilan harga sembako dan BBM, pendidikan (walau waktu itu memang belum berkembang sepenuhnya ) namun sebenarnya semua itu patut di acungi jempol dan dijadikan resensi oleh pemerintah sekarang. jangan hanya melulu melihat keburukan seseorang dan mempergunjingkannya tanpa manfaat yang jelas, tapi contoh yang baik buang yang jelek " ambil isi dan buang kulitnya", dengan demikian kita bisa mewujudkan sebuah bangsa yang sejahtera dan memiliki stabilitas nasional yang kuat dalam segala segi kehidupannya. matur nuwun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline