Lihat ke Halaman Asli

Bagas Satria Abdulgani

Mahasiswa program studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN SYARIFHIDAYATULLAH Jakarta

Fenomena Ad Hominem dalam Bermedia Sosial

Diperbarui: 10 Januari 2024   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi manyerang sosok lawan debat. (shutterstock/Zaie via kompas.com)

Berdebat, berdiskusi, dan beropini, tentunya kita sebagai manusia yang merupakan makhluk sosisal sering melakukan ketiga hal tersebut, baik di kehidupan nyata maupun maya di media sosial.

Dalam melakukan ketiga hal tadi, tentuya kita tidak sendirian, pasti ada yang namanya lawan bicara atau dalam proses komunikasi disebut dengan komunikator dan komunikan. 

Dalam perkembangannya saat ini, media sosial tidak hanya bertidak sebagai platform atau wadah untuk mngekspresika diri, kita bisa berinteraksi dengan sesama pengguna, interaksi tersebut bisa berupa komentar baik yang positif maupun negatif.

Interaksi berupa komentar  kita dapatkan setelah kita beropini, berdebat, ataupun beragumen di media sosial, interaksi tersebut bisa berupa komentar yang positif jika kita mengutarakan argument dengan hal yang positif, sebaliknya jika negatif maka akan timbul reaksi negatif pula. 

Namun, belakangan ini muncul fenomena Ad hominem di media sosial yang biasanya banyak beredar di kolom komentar postingan yang menimbulkan perdebatan, bahkan lebih buruknya juga muncul di forum diskusi ilmiah.

Apa Itu Ad Hominem?

Ad hominem adalah sesat berpikir pengguna media sosial yang sering ditemukan belakangan ini, dan sudah banyak terjadi, bahkan berefek menimbulkan trauma bagi korban yang diserang. 

Ad hominem  merupakan  tindakan seseorang untuk membantah argument dengan cara menyerang pribadi lawan sebagai cara  untuk mengabaikan atau mendiskreditkan lawan. 

Berdebat seharusnya adalah saling membalas argument yang sesuai dengan substansi yang sedang didebat.

Namun, dalam istilah Ad Hominem ini, pelaku biasanya  kehabisan kata-kata atau tak cukup pintar untk membantah argument dari lawan debat, sehingga memilih jalan pintas dengan cara menyerang personal lawan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline