"Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga" (2 Kor 9:6) sebuah ayat yang tidak asing lagi, yang selalu berkenaan dengan aktivitas persembahan. Pada pelajaran kali ini mari kita belajar bersama untuk memahami makna dan konteks dari ayat ini.
Terdapat 4 kata kunci dalam ayat diatas yaitu :
1) Menabur (=speiro) : menabur, menyebar, atau membagi-bagikan;
2) Menuai (=therizo) : menuai, mengumpulkan, memanen;
3) Sedikit (=pheidomenos) : hemat atau pelit. Inggris : sparingly atau stingily; dan
4) Banyak (=eulogia) : melimpah (bountiful).
Ayat dalam perikop ini kerap kali di kaitkan dengan sebuah hal yang berhubungan dengan keuntungan secara materialis atau keuntungan finansial bagi sebagian jemaat di luar sana. Namun, bila kita menggali makna yang sebenarnya melalui kata-kata kunci yang terdapat di dalamnya justru hal tersebut sama sekali tidak mengerucut ke arah sana. Kata menabur dan menuai yang dipakai oleh Paulus dipahami dengan lebih dalam bukan hanya menabur dalam bentuk uang atau harta saja melainkan lebih dari pada itu, karena memang penekanan yang ingin disampaikan Paulus bukanlah hal tersebut.
Jika kita analisis Paulus sepertinya mengacu pada perkataan Yesus dalam Mat 7:1-2 untuk 4 kata kunci tersebut. Yaitu bahwa, memang ada sebuah timbal balik yang adil bagi orang Kristen saat melakukan sesuatu. Bagi Paulus, memberi memang bukan berarti kehilangan, melainkan keuntungan. Tetapi disini, Paulus ingin menekankan bahwa poin pembahasannya bukan pada kuantitas melainkan kualitas pemberian. Ditegaskan pada ayat yang ketujuh bahwa "hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya," bukan dengan sedih atau terpaksa. Paulus berbicara tentang mutu dan motivasi kita dalam memberi.
Jemaat Korintus pernah menyatakan kesiapan mereka untuk membantu jemaat miskin di Yerusalem. Namun seiring perjalanan waktu, mereka tidak melaksanakan janji tersebut. Karena itu Paulus meminta Titus dan saudara-saudara yang lain untuk pergi mendahuluinya ke Korintus, dengan harapan agar jemaat Korintus memenuhi janji mereka untuk mengumpulkan bantuan bagi jemaat Yerusalem. Paulus ingin memastikan bahwa persembahan yang di berikan adalah persembahan yang murni sukarela dan bukan keterpaksaan.
Menuai banyak disini dapat dipahami bahwa kekayaan yang kita dapat bukan kekayaan secara materi saja. Namun juga kekayaan spiritual seperti kepenuhan Roh Kudus, hati yang damai sejahtera dan sukacita dalam hidup.
Jadi kita bisa melihat bahwa poin perkataan Paulus sesungguhnya terletak pada latar belakang motivasi kita saat memberi persembahan. Paulus ingin menyampaikan bahwa orang Kristen seharusnya tidak tergantung pada harta yang dimilikinya, mengajarkan mereka untuk mudah memberi tanpa membawa keberatan hati.