Pada artikel sebelumnya kita telah belajar dan mengetahui fakta manusia berdosa. Kita juga belajar bahwa manusia tidak bisa melepaskan diri dari Kuasa Dosa, dan segala yang diperbuat untuk memperoleh keselamatan sia-sia. (Yes 64:6) Manusia seolah dihadapkan pada jalan yang buntu yang mengharuskan ia terjun dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Tidak ada yang dapat diperbuat oleh manusia.
Namun, kita perlu mengingat bahwa ada sisi Allah yang adil namun juga mengasihi. Allah adalah hakim yang adil namun juga penuh kasih. Kesalahan yang dilakukan manusia harus tetap mendapat hukuman, tetapi kasih-Nya dinyatakan untuk menggantikan manusia yang seharusnya dihukum melalui pengorbanan Yesus Kristus. (1 Pet 3 :18)
Melalui Yesus Kristus kini manusia memiliki jembatan yang dapat dilalui untuk sampai kepada Allah. Nah, bagaimana kita melalui jembatan ini dan memperoleh keselamatan? Yaitu dengan Mendengar dan Percaya. Apa yang seharusnya kita dengar? Yaitu mendengar kabar sukacita bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat yang menyelamatkan manusia. Kemudian Percaya yang dimaksud disini bukan sekedar percaya bahwa "Ya, benar aku tahu Yesus adalah Tuhan" karena jika seperti itu setan-setanpun juga tahu dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan (lih. Yak 2 : 19). Lalu Percaya yang bagaimana yang dimaksud? Percaya disini adalah percaya yang menerima (Yoh 1 : 12). Setan-setan memang mengetahui dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi mereka tidak menerima fakta bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Nah, untuk itu setelah kita mendengar berita sukacita ini kita perlu menyadari dan mengaku keberdosaan kita, mengakui bahwa kita tidak mampu lepas dari kuasa dosa ini dan membutuhkan pertolongan-Nya, serta mengambil komitmen untuk meninggalkan dosa-dosa. Kemudian menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita secara pribadi, mengundang-Nya untuk masuk dalam hati kita dan tinggal disana. Disaat itulah keselamatan ada dalam setiap orang yang menerimaNya, dan di beri kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (Yoh 1 : 12). Penerimaan ini membuat kita menerima kehidupan kekal, tidak turut dihukum serta pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yoh 5 : 24).
Sebuah penginjilan atau berita tentang keselamatan perlu diresponi dengan pengakuan dan penerimaan sepenuh hati secara sadar. Bila berita tentang keselamatan atau penginjilan itu tidak diterima sepenuh hati, maka keselamatan tidak akan pernah dialami.
Keselamatan merupakan sebuah peristiwa satu kali seumur hidup dan tidak berulang. Keputusan kita saat itu untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat menentukan seluruh hidup kita hingga pada kekekalan nanti. Lantas, bagaimana dengan orang-orang yang awalnya menerima Kristus kemudian murtad atau berbalik kepada allah lain? Simplenya adalah berarti orang tersebut sejak awal memang tidak bersungguh-sungguh untuk menerima Kristus. Sejak awal orang itu memang tidak pernah memperoleh keselamatan karena keraguan hatinya. Secara logika, jika seseorang mengatakan bersungguh-sungguh dan berkomitmen pada sesuatu maka ia akan tetap menjaga komitmen tersebut tetap konsisten. Jika tidak konsisten tentulah kita mempertanyakan kesungguhan orang tersebut bukan? Seperti yang dinyatakan dalam Alkitab "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan" (Roma 10 : 10).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H