Permasalahan ekonomi makro yang tidak dapat dihindari, semakin banyak pengangguran. Akibat perusahaan yang tidak mampu bersaing dan bertahan, akhirnya bangkrut. Mau tidak mau harus melakukan PHK karyawan demi bisa berdiri. Harusnya bisa merekrut karyawan baru, justru menambah angka pengangguran.
Padahal, satu perusahaan anggap saja bisa mempekerjakan 35 karyawan. Jika dikalikan 10 perusahaan sudah berapa karyawan yang diserap? Sedangkan jika 10 perusahaan hanya tersisa 5 perusahaan yang bertahan, sisanya bangkrut, maka akan menyumbang 175 karyawan menganggur.
Ada satu hal yang perlu kita pahami kenapa terjadi perusahaan atau usaha bisnis yang mengalami kebangkrutan? Jawabannya sederhana. Karena banyak perusahaan yang menjual produk barang mereka untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan di masa sulit, di sektor lain juga banyak yang melakukan pengurangan karyawan (angka pengangguran meningkat).
Ada beberapa penyebab Pengangguran :
- Kurangnya pengeluaran agregat
- Minimnya permintaan pasar terhadap barang dan jasa
- Mahalnya biaya produksi akan mempengaruhi penggunaan tenaga kerja
- Tingginya pertumbuhan penduduk, akan mempengaruhi tingkat kebutuhan pokok. Demi memenuhi kebutuhan pokok, seseorang harus memiliki uang. Uang dapat diperoleh dengan bekerja. Sementara lapangan pekerjaan yang tersedia terba
- Terjadinya pola investasi padat modal di sektor industri sehingga menyebabkan rendahnya penyerapan tenaga kerja.
Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian :
1. Masyarakat Tidak Sejahtera
2. Pendapatan Pajak Rendah
3. Geliat Pertumbuhan Ekonomi Rendah
Dampak Pengangguran Terhadap Individual-Masyarakat :
1. Kehilangan Pendapatan
2. Menghilangkan Keterampilan
3. Ketidakstabilan Sosial
Kenaikan tingkat pengangguran yang bertanda positif akan mengakibatkan kemiskinan menguat. Penganguran berdampak mengurangi pendapatan masyarakat, sehingga akan menurunkan tingkat kemakmuran yang mereka capai. Seseorang yang menganggur tidak memiliki pendapatan dari pekerjaannya.
Berikut data kemiskinan 5 tahun kebelakangan ini
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 mencapai 26,16 juta orang atau 9,54% dari total penduduk Indonesia. Persentase penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 9,54 persen, menurun 0,17 persen poin terhadap September 2021 dan menurun 0,60 persen poin terhadap Maret 2021.