Belakangan ini, kita mungkin sering dengar istilah sourdough saat membahas roti yang sedang tren di kafe-kafe atau toko roti artisan. Roti ini punya rasa yang unik, tekstur yang lembut tapi kenyal, dan aroma yang khas. Tampilannya terlihat kurang estetik, seperti banyak bagian yang pecah dan terlihat "kering". Saat itu, saya penasaran dan ingin mencoba roti tersebut. Betul, memang bagian kulit rotinya itu kering tapi bukan berarti tidak enak. Saat itu saya menikmati roti sourdough dalam kondisi yang hangat, dan pada saat saya menikmatinya menggunakan mentega dan taburan gula, ternyata di luar ekspektasi saya.
Rotinya memang terasa unik, tidak bisa dibandingkan dengan roti yang biasanya ada di minimarket. Teksturnya unik, renyah di luar dan lembut di dalam. Rotinya banyak lubang-lubang besar, itu karena banyak udara yang terperangkap di dalamnya. Ini termasuk roti yang terenak dan uniknya, di setiap toko roti atau setiap negara memiliki rasa yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, izinkan saya berbagi pengalaman saya menikmati sourdough dengan menjelaskan apa sebenarnya sourdough itu? Apakah benar sourdough lebih sehat dibandingkan roti biasa? Yuk, kita bahas secara tuntas!
Apa Itu Sourdough?
Sourdough adalah roti yang dibuat dengan cara fermentasi alami. Proses ini menggunakan starter sourdough, yaitu campuran sederhana dari air dan tepung yang difermentasi menggunakan mikroorganisme alami seperti ragi liar (wild yeast) dan bakteri asam laktat (Lactobacillus).
Kalau roti biasa dibuat menggunakan ragi instan yang bekerja cepat, roti sourdough membutuhkan waktu fermentasi yang lebih lama, bisa sampai 12 hingga 48 jam. Selama waktu ini, mikroorganisme di dalam starter sourdough akan memecah karbohidrat dari tepung menjadi gula sederhana dan asam organik.
Proses inilah yang membuat rasa sourdough lebih asam dan aromanya lebih kompleks dibandingkan roti biasa. Tentu rasa asamnya tidak bisa dibandingkan seperti asamnya buah jeruk nipis ya. Rasa asamnya ini lebih lembut dan menurut saya dapat dinikmati oleh semua orang. Makanya sesuai dengan namanya, yaitu sour dan dough. Keduanya diambil dari bahasa inggris, yaitu sour = asam, dough = adonan, jika digabung memiliki arti adonan yang asam.
Berikut ini saya berikan daftar bahan utama untuk membuat sourdough:
- Tepung (umumnya tepung gandum utuh atau tepung terigu)
- Air
- Starter sourdough (campuran air dan tepung yang difermentasi)
Proses Pembuatan Sourdough
Pembuatan Starter Sourdough (biang sourdough)
Kita butuh campuran air dan tepung yang dibiarkan selama beberapa hari agar mikroorganisme alami dari udara, air, dan tepung bisa berkembang. Mikroorganisme ini nantinya bertanggung jawab atas fermentasi. Iya, cukup air dan tepung yang ditaruh di botol kaca lalu ditutup dengan kain bersih. Diamkan selama beberapa hari, biasanya 4-5 hari dengan kondisi suhu ruangan yang hangat. Keberhasilan proses pembuatan starter ditandai dengan berkembangnya adonan karena banyaknya udara yang terperangkap di dalam adonannya. Untuk perbadingan air dan tepung bisa menggunakan 1:1.Pengadonan dan Fermentasi
Setelah starter siap, kita bisa menggunakannya sebagai pengganti ragi dalam membuat roti. Prosesnya sama saja seperti membuat roti, namun tahap fermentasinya membutuhkan waktu yang cukup lama. Adonan roti ini dibiarkan mengembang secara alami selama 12-48 jam. Proses fermentasi yang panjang ini membuat sourdough lebih ringan dan lebih mudah dicerna.